Logo Bloomberg Technoz

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Mei 2025 mencapai US$24,61 miliar atau naik 9,68% dibandingkan dengan Mei 2024.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia bukan satu-satunya negara yang belum mendapatkan kesepakatan ihwal tarif perdagangan dengan AS.

Hal ini dilontarkan untuk menanggapi Vietnam, sebagai negara tetangga Indonesia, yang sudah terlebih dahulu mencapai kesepakatan dagang dengan AS setelah beberapa pekan negosiasi intensif.

Airlangga mengatakan sejauh ini baru Inggris, China dan Vietnam yang mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Bahkan, kata Airlangga, kesepakatan China juga baru berlaku sementara.

"[Negara] yang belum lebih dari 100 negara, yang sudah deal baru Inggris, China dan Vietnam. China pun masih berlaku sementara 90 hari," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).

Airlangga mengatakan saat ini Delegasi Indonesia sudah berada di Washington, D.C, AS bersama India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam dan Malaysia. Menurutnya, hal itu menunjukkan Indonesia sangat serius untuk menanggapi tarif ini.

"Indonesia sudah secara tertulis pun sudah memasukkan dan sudah dibahas baik itu dengan United States Trade Representative, dengan Secretary of Commerce maupun Secretary of Treasury," ujarnya.

Dalam kaitan itu, Airlangga berharap Indonesia bisa dikenakan tarif yang lebih rendah dari Vietnam sebesar 20% dan 40%. Terlebih, selama ini Indonesia juga tidak memiliki transshipment atau barang yang diakut dari negara lain dan dirakit secara minimal di Indonesia sebelum diekspor ke AS.

Ketika ditanya apakah Indonesia akan menerapkan kebijakan serupa dengan Vietnam untuk menghapus bea masuk dari AS sebagai ganti pengurangan tarif, Airlangga mengatakan, selama ini impor dari Negeri Paman Sam juga dikenakan tarif rendah.

"[Komoditas] yang kebanyakan impor ke Indonesia, tarifnya di bawah 10% bahkan ada 0% dan 5%. Jadi itu top komoditas yang Indonesia impor dari AS," ujarnya.

Vietnam telah mencapai kesepakatan dagang dengan AS dan berhasil mendapatkan tarif lebih rendah ketimbang tarif semula yang dikenakan pada negara yang baru merdeka pada tahun 1976 itu.

Kesepakatan AS dan Vietnam tercapai di tengah masih berlangsungnya negosiasi Pemerintah RI yang telah dilangsungkan sekian lama hingga kini tim negoisasi yang dipimpin oleh Airlangga telah melayangkan penawaran kedua pada Pemerintah AS.

Vietnam berhasil mendapatkan penurunan tarif ekspor ke AS, dari semula 46% menjadi minimal 20% untuk semua barang yang dijual ke Negeri Paman Sam. Kesepakatan juga memuat pengenaan tarif 40% untuk ekspor transshipment yang melalui Vietnam, yang diduga membidik barang China yang dijual ke AS lewat negeri itu.

Sebagai ganti penurunan tarif, Vietnam menghapus semua bea masuk untuk seluruh barang impor dari Amerika.

Analis memprediksi pemerintahan Donald Trump kemungkinan meminta syarat serupa dari Indonesia. "Kami memprediksi, AS juga meminta duty free seluruh impor dari AS. Juga, tarif minimal 10%-20% atas seluruh ekspor ke AS serta tarif sebesar 30%-50% untuk ekspor transshipment," kata Lionel Priyadi, Fixed Income and Market Strategist Mega Capital dalam catatannya, pagi ini (3/7/2025).

(lav)

No more pages