"Saya menjadi yakin atas pola tersebut, Isfahan diserang lagi berarti ini adalah pola retreat. Dan memang itu sempat menjadi US$78-80 per barrel. Kalau datanya sih menunjukkan bahwa ini short-lived," jelasnya.
Seperti diketahui, harga minyak naik setelah Presiden Donald Trump mengatakan upayanya untuk menekan Iran secara maksimal akan terus berlanjut. Sementara itu, laporan pemerintah menunjukkan cadangan minyak mentah AS turun signifikan.
Brent diperdagangkan mendekati US$68 per barel setelah ditutup 0,8% lebih tinggi pada Rabu, dan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di kisaran US$65.
Trump mengatakan dia "tidak menyerah" pada strategi yang menyasar petrodolar Iran, setelah pernyataannya tampaknya melemahkan rencana tersebut. Dia juga mengisyaratkan pembicaraan dengan Iran pekan depan.
Harga minyak mencatat penurunan dua hari terbesar sejak 2022 pada awal pekan setelah Israel dan Iran menyepakati gencatan senjata, meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan energi dari Timur Tengah. Trump mengatakan konflik tersebut secara efektif "berakhir" setelah AS mengebom fasilitas nuklir Iran.
Data pemerintah AS menunjukkan cadangan minyak mentah turun selama lima pekan berturut-turut, berkurang 5,84 juta barel ke level terendah musiman dalam 11 tahun terakhir. Cadangan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, juga menyusut, penurunan pekan ketiga berturut-turut ke level terendah sejak Februari.
(ell)






























