Proyek ini melibatkan berbagai entitas di lingkungan Pertamina dan menggunakan pendekatan kolaboratif mulai dari tahap rekayasa hingga instalasi fasilitas. VP Production & Operations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, menyampaikan bahwa proyek ini memiliki arti penting bagi masa depan energi Indonesia.
“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung target pemerintah dalam meningkatkan produksi migas secara bertanggung jawab, sekaligus beradaptasi dengan dinamika global yang menekankan keberlanjutan energi,” imbuhnya.
Menariknya, proyek ini juga mengusung inovasi berbasis energi terbarukan. Di Anjungan OOA, PHE ONWJ memasang panel surya berkapasitas 14,22 kW untuk mendukung operasional anjungan secara efisien dan ramah lingkungan.
“Dengan terus memperluas penggunaan energi surya, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberi contoh nyata bagi industri migas Indonesia dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan,” tutur Muzwir Wiratama, General Manager PHE ONWJ.
Komitmen PHE ONWJ terhadap keberlanjutan telah dibuktikan sebelumnya lewat dua penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2022 atas pemanfaatan energi surya di fasilitas migas.
Topside Anjungan OOA dijadwalkan tiba di lokasi kerja pada awal Juli 2025. Pekerjaan selanjutnya mencakup instalasi jacket, fondasi piling, dan pemasangan topside, diikuti oleh pekerjaan darat dan lepas pantai lainnya termasuk instalasi pipa dan modifikasi fasilitas OPF Balongan. Seluruh pekerjaan akan dilakukan dengan prinsip “safer, faster, better”, demi memastikan keselamatan, kecepatan, dan kualitas hasil terbaik.
Dengan pelaksanaan proyek ini, PHE ONWJ semakin menegaskan perannya dalam mendukung ketahanan energi nasional sekaligus memperkuat praktik operasi migas yang lebih hijau dan berkelanjutan.
(tim)































