Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), bagian dari Subholding Upstream Pertamina, memulai tahapan krusial dalam Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX dengan mengirimkan struktur topside Anjungan OOA dari Pulau Bintan menuju pesisir utara Jawa Barat pada Selasa (24/6/2025). Pengiriman ini menandai langkah strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Topside Anjungan OOA, yang memiliki bobot 530 metrik ton, dikirim melalui jalur laut dari lokasi fabrikasi milik PT Meitech Eka Bintan, anak perusahaan PT Meindo Elang Indah. Sebelumnya, struktur jacket anjungan seberat 200 metrik ton juga telah dikirim pada awal Juni lalu. Kedua struktur akan dirakit dan dihubungkan ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu, melalui pipa bawah laut sepanjang 14 km.

"Keberadaan Anjungan OOA diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi Lapangan OO-OX yang dikelola PHE ONWJ. Peningkatan produksi ini sejalan dengan visi Perusahaan untuk mensukseskan swasembada energi sesuai Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia," kata Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi.

Lapangan OO-OX diproyeksikan akan memberikan tambahan produksi sebesar 2.996 barel minyak per hari (BOPD) dan 21,26 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) saat mulai beroperasi pada kuartal pertama 2026.

Taufan Marhaendrajana, Deputi Eksploitasi SKK Migas, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian proyek strategis ini. “Penyelesaian berbagai proyek migas yang strategis diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi migas nasional dengan mengkonversi cadangan menjadi produksi, terutama dalam menahan laju penurunan alamiah produksi migas melalui berbagai aktivitas pemeliharaan dan pengembangan, sekaligus memberikan dampak nyata terhadap peningkatan produksi” ujarnya.

Proyek ini melibatkan berbagai entitas di lingkungan Pertamina dan menggunakan pendekatan kolaboratif mulai dari tahap rekayasa hingga instalasi fasilitas. VP Production & Operations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, menyampaikan bahwa proyek ini memiliki arti penting bagi masa depan energi Indonesia.

“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung target pemerintah dalam meningkatkan produksi migas secara bertanggung jawab, sekaligus beradaptasi dengan dinamika global yang menekankan keberlanjutan energi,” imbuhnya.

Menariknya, proyek ini juga mengusung inovasi berbasis energi terbarukan. Di Anjungan OOA, PHE ONWJ memasang panel surya berkapasitas 14,22 kW untuk mendukung operasional anjungan secara efisien dan ramah lingkungan.

“Dengan terus memperluas penggunaan energi surya, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberi contoh nyata bagi industri migas Indonesia dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan,” tutur Muzwir Wiratama, General Manager PHE ONWJ.

Komitmen PHE ONWJ terhadap keberlanjutan telah dibuktikan sebelumnya lewat dua penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2022 atas pemanfaatan energi surya di fasilitas migas.

Topside Anjungan OOA dijadwalkan tiba di lokasi kerja pada awal Juli 2025. Pekerjaan selanjutnya mencakup instalasi jacket, fondasi piling, dan pemasangan topside, diikuti oleh pekerjaan darat dan lepas pantai lainnya termasuk instalasi pipa dan modifikasi fasilitas OPF Balongan. Seluruh pekerjaan akan dilakukan dengan prinsip “safer, faster, better”, demi memastikan keselamatan, kecepatan, dan kualitas hasil terbaik.

Dengan pelaksanaan proyek ini, PHE ONWJ semakin menegaskan perannya dalam mendukung ketahanan energi nasional sekaligus memperkuat praktik operasi migas yang lebih hijau dan berkelanjutan.

(tim)

No more pages