Pembiayaan utang mengalami peningkatan pada 2020 sebagai dampak pelonggaran defisit dan mendorong rasio utang sampai pada level 40,7% dari PDB. Tahun ini total pembiayaan APBN oleh utang mencapai Rp695,3 triliun.
Dalam periode 2018-2022, proporsi bunga utang dalam negeri berada di kisaran 92-97% dengan rata-rata 94%. Lalu pada 2022, realisasi pembayaran bunga utang secara nominal meningkat, tapi jika dilihat secara persentase terhadap PDB menurun hingga di bawah 2%.
"Pemerintah masih dapat mengendalikan pembayaran bunga utang, meskipun terdapat peningkatan outstanding utang yang signifikan," tulis dokumen tersebut.
Bunga utang yang dapat dikendalikan tersebut salah satunya merupakan dampak positif dari kerja sama pembiayaan antara Pemerintah dan Bank Indonesia melalui skema burden sharing, sehingga pemerintah dapat memperoleh cost of fund yang lebih rendah.
Tahun depan, pemerintah akan mengendalikan defisit keseimbangan primer di kisaran 2,16% hingga 2,64% PDB. Angka itu lebih rendah dari target defisit 2023 yang mencapai 2,84% dari total APBN.
(evs)
