Logo Bloomberg Technoz

Dinamika Hilirisasi Nikel: Smelter HPAL Ikut Tertekan, Susul RKEF

Mis Fransiska Dewi
24 June 2025 15:40

Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Tekanan di industri pabrik pemurnian (smelter) nikel Indonesia saat ini tidak hanya dialami oleh pabrik pirometalurgi atau yang berbasis teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF), tetapi juga merambat ke segmen hidrometalurgi berbasis high pressure acid leach (HPAL).

Baru-baru ini sejumlah perusahaan smelter HPAL di Indonesia dilaporkan tengah terpukul karena lonjakan bahan baku utama, yaitu sulfur, yang menghambat keuntungan mereka; tepat saat pasar dibebani dengan isu kelebihan pasokan bijih nikel.

Harga sulfur, bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi asam, telah naik lebih dari tiga kali lipat selama setahun terakhir, didorong oleh peningkatan permintaan.


"Kita mungkin melihat suatu titik akhir tahun ini atau awal tahun depan ketika pabrik-pabrik HPAL mengalami margin yang sangat tipis," kata Luigi Fan, seorang analis di SMM Information & Technology Co.

Kenaikan harga sulfur memengaruhi kinerja industri smelter nikel di Indonesia./dok. Bloomberg

Sekadar catatan, smelter hidrometalurgi atau HPAL menyerap nikel kadar rendah atau limonit untuk menghasilkan produk turunan berupa mixed hydroxide precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).