Logo Bloomberg Technoz

AS Bersiap Serang Iran: Saham, Rupiah, Surat Utang Berjatuhan

Redaksi
19 June 2025 14:17

Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/4/2025). (Dimas Aridan/Bloomberg)
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/4/2025). (Dimas Aridan/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gejolak pasar keuangan pada perdagangan Kamis siang ini meningkat tajam ketika sentimen risk-off makin melejit menghempas pamor aset-aset di pasar negara berkembang, menyusul potensi keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang di Timur Tengah antara Israel dan Iran.

Rupiah menjebol level Rp16.400/US$ ketika indeks dolar AS kembali merangkak naik kini di level 99.04. Level rupiah itu setara dengan pelemahan 0,61% dibanding posisi kemarin,  bergabung dengan valuta di kawasan Asia yang juga ambles oleh the greenback.

Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam ketiga di Asia sampai lewat tengah hari ini. Peso tergerus paling dalam hingga 0,83%, bersama baht 0,8%, disusul rupiah dan won di belakangnya. Hnaya yuan offshore dan dolar Hong Kong yang masih bertahan di zona hijau dengan pelemahan tipis.

Tekanan jual di pasar saham juga menghebat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus nyaris 2%, sempat menjebol level terendah di 6.970 dalam intraday trading setelah jam makan siang berakhir.

Saham-saham yang menjadi pemberat indeks didominasi oleh saham perbankan seperti BBRI, BMRI, BBCA, BBNI. Saham konglomerasi seperti TPIA, BREN, BRPT juga menjadi laggard, bersama saham telko TLKM.