Logo Bloomberg Technoz

Harga minyak dunia langsung melompat 9,17% pagi ini menembus US$ 73,38 per barel pada pukul 08:00 WIB.

Di Asia pagi ini, beberapa mata uang masih tertekan seperti won, ringgit, dolar Singapura juga yuan offshore. Sementara valuta Asia lain seperti yen, baht dan dolar Hong Kong bergerak di zona hijau.

Rilis data inflasi harga produsen AS yang lebih rendah ketimbang perkiraan pasar, memberi katalis positif pada pergerakan dana global. Surat utang AS diserbu hingga yield-nya kini menyentuh 4,32% untuk tenor acuan 10Y. Sedangkan tenor 2Y yang sensitif terhadap outlook kebijakan suku bunga, pagi ini terpantau di kisaran 3,872%.

Pasar mungkin akan cenderung optimistis bila melihat peluang pemangkasan bunga acuan The Fed membesar karena inflasi yang mereda di negeri Paman Sam. Akan tetapi, tensi geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, melibatkan Israel dan Iran, bisa mengurangi greget risk-on di pasar.

Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran dalam eskalasi besar-besaran di tengah kebuntuan atas perundingan program nuklir Teheran dengan Amerika Serikat. Serangan ini berisiko memicu perang baru di Timur Tengah.

Menurut laporan media lokal, ledakan terdengar di Teheran. Iran sebelumnya telah berjanji akan membalas setiap serangan yang dilancarkan terhadap Republik Islam itu.

Dalam pernyataannya, Jumat (13/6/2025), Menteri Pertahanan Israel mengumumkan keadaan darurat khusus akibat "serangan pencegahan" Israel terhadap Iran. 

Katz menjelaskan bahwa Israel mengantisipasi serangan balasan dengan menggunakan pesawat nirawak dan rudal.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi kembali akan melemah, mencermati sentimen global yang menekan, dengan target pelemahan menuju level Rp16.280/US$ yang merupakan support pertama dengan target pelemahan kedua akan tertahan di Rp16.310/US$.

Apabila kembali break kedua support tersebut, terlebih lagi di tengah tensi geopolitik yang memanas, rupiah berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp16.400/US$ sebagai support terkuatnya.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati ada pada level di range Rp16.200/US$ dan selanjutnya Rp16.140/US$ hingga Rp16.100/US$ potensialnya.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 13 Juni 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Asing jualan lagi

Di pasar domestik, tekanan jual investor asing di aset ekuitas mungkin akan makin membesar hari ini dengan situasi terakhir di Timur Tengah.

Pada perdagangan kemarin, asing mencatat net sell senilai Rp282,34 miliar, menghentikan dua hari pembelian.

Indeks pun tertekan termasuk karena sentimen keyakinan konsumen pada Mei yang memburuk sejak 2022 silam.

Sementara animo asing di pasar Surat Utang Negara masih kuat di mana pada perdagangan 11 Juni lalu, investor nonresiden mencatat pembelian bersih US$ 67,7 juta.

Alhasil, selama Juni ini, nilai pembelian di SUN oleh nonresiden mencapai US$ 243,6 juta month-to-date, sekitar Rp3,95 triliun.

Hari ini, pasar akan mencermati data Survei Penjualan Ritel yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia. Pada bulan April, Indeks Penjualan Riil diprakirakan terkontraksi 2,2% year-on-year dan tumbuh negatif 6,9% month-to-month. 

Pada Mei, penjualan riil diperkirakan akan meningkat dengan Indeks Ekspektasi Penjualan tercatat 147,3, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 140,1. 

Penjualan eceran diperkirakan akan kembali melemah pada bulan Juni dengan indeks turun ke 137,1 karena kedatangan musim ujian sekolah, menurut penjelasan Bank Indonesia.

Adapun ekspektasi inflasi bulan Juni diperkirakan juga menurun dengan Indeks Ekspektasi Harga Umum tercatat 146,4, lebih rendah dibanding periode sebelumnya 148,3.

(rui)

No more pages