Bahlil turut mengunjungi perkembangan proyek blok Kasuri di Teluk Bintuni, garapan Genting Oil Kasuari Pte Ltd (GOKPL). Dia menargetkan proyek strategis nasional (PSN) itu bisa beroperasi komersial atau onstream pada 2027 mendatang.
Adapun, GOKPL merupakan anak usaha Genting Group, konglemerasi bisnis yang dikendalikan taipan dan pengusaha resor judi asal Malaysia, Lim Kok Thay.
Afiliasi Genting ini memegang 100% hak partisipasi atau participating interest (PI) pada proyek dengan nilai investasi mencapai US$3,37 miliar atau sekitar Rp54,96 triliun (asumsi Rp16.310 per dolar AS).
Nilai investasi itu tidak memasukkan hitung-hitungan untuk pabrik pupuk dan FLNG.
SKK Migas mencatat Blok Kasuri menyimpan cadangan gas hingga 2,24 trillion standard cubic feet (TSCF). Selepas persetujuan rencana pengembangan (PoD) I pada 2023, puncak produksi gas dari Blok Kasuri diperkirakan mencapai 330 juta standar kaki kubik per hari (MMScfd).
Genting Oil memastikan 4 sumur telah siap beroperasi 100%, sementara 1 sumur lainnya memasuki masa pengembangan. Selain itu, Genting Oil juga sedang membangun kapal floating LNG (FLNG) di Cina, yang merupakan FLNG terbesar di Indonesia dan terbesar ke-7 di dunia.
“Validasi dan progresnya kami akan melakukan kunjungan ke pabrik floating LNG, “ Katanya.
Adapun, GOKPL telah menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) untuk kontrak 17 tahun bersama dengan Pabrik Pupuk Kaltim (PKT), dengan volume terkontrak 101 MMscfd untuk keperluan ammonia dan pabrik urea yang akan dibangun di Papua Barat.
Sementara itu, sekitar 230 MMscfd akan disalurkan ke fasilitas FLNG yang dioperasikan anak usaha GOKPL, PT Layar Nusantara Gas.
(naw)


































