Angka tersebut membantu meredakan kekhawatiran akan penurunan tajam permintaan tenaga kerja, di tengah tekanan biaya yang meningkat akibat tarif dan prospek perlambatan aktivitas ekonomi.
Pasar saham global mengalami rebound setelah dua bulan penuh gejolak. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan untuk kelima kalinya dalam tujuh minggu terakhir. Indeks saham di Asia dan Eropa juga telah menguat tujuh kali dalam delapan minggu terakhir.
Sementara itu, negosiator dari AS dan China dijadwalkan memulai putaran kedua perundingan dagang di London pada Senin, yang menjadi pembicaraan pertama sejak Trump dan Xi berhasil memecah kebuntuan. Hal ini menumbuhkan harapan bahwa dua ekonomi terbesar dunia ini dapat menurunkan ketegangan terkait dominasi China atas ekspor mineral langka (rare earth).
Sebelumnya, kedua negara saling menuduh telah melanggar kesepakatan yang dicapai pada Mei di Jenewa, tempat keduanya mencoba meredakan perang dagang. Sejak Trump kembali menjabat, hubungan bilateral semakin memburuk dan menambah ketidakpastian bagi dunia usaha dan investor.
Menjelang pembicaraan, China telah menyetujui beberapa izin ekspor mineral langka. Boeing C. juga kembali mengirimkan pesawat komersial ke China untuk pertama kalinya sejak awal April, menandakan dimulainya kembali aliran perdagangan.
Perhatian pelaku pasar pekan ini juga akan tertuju pada penjualan obligasi pemerintah AS. Departemen Keuangan AS dijadwalkan melelang obligasi tenor 30 tahun senilai 22 miliar dolar AS pada Kamis mendatang, sebagai bagian dari jadwal penerbitan rutin. Hal ini dilakukan di tengah penolakan investor global terhadap utang jangka panjang pemerintah.
Investor juga akan mencermati rilis data inflasi AS minggu ini.
Dalam perkembangan terpisah, tim negosiator dagang AS yang sedang berada di India memperpanjang masa kunjungan mereka, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya kemajuan menjelang tenggat waktu perjanjian pada Juli mendatang.
(bbn)
































