Israel kini menghadapi banyak tekanan dari sejumlah negara Eropa yang selama ini dikenal sebagai pendukung setianya. Mereka mulai menentang keras perang di Gaza. Sejumlah negara, termasuk Jerman, mempertimbangkan pembatasan perdagangan dan penjualan senjata ke negara Yahudi itu.
Sikap Jerman menjadi sorotan karena negara tersebut secara historis memiliki komitmen kuat terhadap Israel sebagai bentuk tanggung jawab pasca-Holocaust.
Kemarahan Berlin terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meningkat setelah Israel meningkatkan serangan militer terhadap Hamas pada pertengahan Mei dan terus menghalangi masuknya bantuan ke Gaza.
Menurut informasi yang diperoleh Bloomberg, pada Minggu (1/6/2025), Kanselir Jerman Friedrich Merz berbicara langsung kepada Netanyahu dan menegaskan, "perlu segera mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza."
Dalam beberapa pekan terakhir, Inggris, Belanda, dan Prancis mulai mempertimbangkan langkah-langkah terhadap Israel guna mendorong diakhirinya konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan.
Inggris telah mengumumkan rencana untuk menghentikan sementara pembicaraan perdagangan bebas dengan Israel dan menjatuhkan sanksi terhadap beberapa individu dan entitas yang dianggap terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Sentimen serupa muncul di berbagai negara Eropa lain. Aksi protes pun meningkat, termasuk di Belanda, yang merupakan salah satu demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, di mana puluhan ribu orang menuntut dihentikannya perang.
Meski begitu, negara-negara Eropa tetap mendukung hak Israel untuk membela diri. Namun, kemungkinan sanksi dari Uni Eropa akan menghadapi penolakan dari negara seperti Hungaria.
Selain itu, pembatasan ekspor senjata juga berpotensi merugikan industri pertahanan Eropa dan memicu aksi balasan dari Israel, yang juga mengekspor sistem pertahanan udara dan perlengkapan militer lainnya ke Eropa.
Agresi Israel telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Gaza, menewaskan puluhan ribu jiwa, dan memicu krisis kelaparan.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 54.000 warga Gaza telah terbunuh sejak perang dimulai. Di pihak Israel, lebih dari 400 tentara dilaporkan gugur dalam pertempuran tersebut.
(ros)































