Pasar obligasi langsung merespons kebijakan fiskal yang dinilai lebih longgar dibandingkan pemerintahan Yoon Suk Yeol sebelumnya, dengan harga obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun lebih dari 100 basis poin. Namun, investor saham justru menyambut positif prospek stabilitas politik dan reformasi tata kelola perusahaan.
Indeks Kospi melonjak hingga 2,5% pada Rabu, membawa akumulasi kenaikannya sejak posisi terendah bulan April menjadi lebih dari 20%, seiring arus masuk investor ke sektor-sektor yang diprediksi diuntungkan dari agenda reformasi dan pertumbuhan Lee.
Dalam pidato yang sarat seruan persatuan nasional, Lee juga menegaskan akan melanjutkan kerja sama trilateral dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang, berdasarkan aliansi yang kuat dengan AS serta pendekatan diplomatik yang pragmatis.
Namun berbeda dari pendekatan keras pemerintahan Yoon terhadap Korut, Lee menyatakan akan berupaya memulihkan saluran komunikasi dengan Pyongyang. Ia menekankan bahwa dialog akan dilakukan dari posisi yang kuat, seraya mencatat bahwa anggaran pertahanan Korsel dua kali lebih besar dari keseluruhan ekonomi Korut.
“Seburuk apa pun biaya perdamaian, itu tetap lebih baik daripada perang,” ucap Lee. “Menang tanpa bertempur lebih baik daripada menang dengan peperangan, dan keamanan yang paling bisa diandalkan datang dari perdamaian yang tidak mengharuskan konfrontasi militer.”
Tantangan keamanan langsung menghadang Lee di hari pertamanya menjabat. Seorang penasihat keamanan utama Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Pyongyang untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Korut Kim Jong Un, demikian laporan kantor berita Tass pada Rabu.
Kunjungan tersebut merupakan kelanjutan dari lawatan sebelumnya pada Maret, saat pejabat Rusia itu memberi pengarahan kepada Kim terkait negosiasi yang dimediasi AS untuk mengakhiri perang di Ukraina. Lawatan ini berlangsung dua hari setelah Moskow dan Kyiv menyepakati pertukaran tahanan dalam putaran kedua perundingan damai di Istanbul.
Shoigu dan Kim dijadwalkan membahas situasi di Ukraina dan hubungan militer bilateral, termasuk rencana untuk "mengabadikan" peran tentara Korea Utara yang ikut bertempur melawan Ukraina bersama pasukan Rusia, menurut laporan Interfax.
Kim semakin menunjukkan posisinya sebagai sekutu kunci Putin sejak kedua negara menandatangani perjanjian militer pada Juni lalu. Pengiriman pasukan Korut ke medan tempur memicu kekhawatiran terkait keterlibatan militer Korut dalam pengalaman tempur nyata dan perang modern.
(bbn)































