Dia menambahkan Indonesia juga menjadi negara tujuan utama Huayou untuk mengembangkan industri katoda berbasis nikel.
Sebelumnya, padahal, Huayou juga telah melirik beberapa negara penghasil nikel lainnya seperti; Jerman, Kuba, Rusia, dan Filipina. Akan tetapi, Lee menyebut Indonesia dinilai paling baik sebagai tujuan investasi bagi Huayou.
"Kami adalah perusahaan baru, pada 2018 kami memulai di Indonesia. Untuk katoda, hampir semuanya [investasi] di Indonesia," ucapnya.
Pembeli Katoda
Menurutnya, offtaker atau pembeli katoda Huayou yang diproduksi di Indonesia mencakup beberapa perusahaan baterai yang memproduksi baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Beberapa di antaranya a.l. Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), EVE Energy, Build Your Dream (BYD), hingga Automotive Cells Company (ACC).
"Setiap [baterai] cell company membeli [katoda] dari kami dan mereka akan jual juga ke perusahaan otomotif," ujar Lee.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani membeberkan realisasi investasi Huayou di Indonesia telah mencapai US$9 miliar (sekitar Rp146,56 triliun asumsi kurs saat ini) per 2024.
Rosan mengatakan raksasa smelter China itu juga berkomitmen untuk menambah investasi di rantai pasok bahan baku baterai setelah mengambilalih peran LG Energy Solution Ltd (LGES) di proyek ekosistem baterai, yang digarap bersama Indonesia Battery Corporation (IBC).
“Saya baru ketemu dengan chairman-nya, Huayou investasi sudah mencapai US$9 miliar yang sudah masuk,” kata Rosan di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Nantinya, Rosan menambahkan, Huayou bakal menambah investasi baru sekitar US$8,3 miliar (sekitar Rp135,15 triliun) bersama dengan mitra barunya dari China.
Komitmen investasi itu, kata dia, menjadi bentuk keseriusan Huayou untuk menggarap proyek ekosistem baterai listrik di Indonesia.
“Dia akan bareng juga dengan perusahaan China, nanti dibagi dua jadi sekitar US$4,4 miliar yang investasi baru [dari Huayou],” tuturnya.
Selain investasi anyar pada Proyek Titan bersama dengan IBC, Huayou berencana untuk mengerjakan proyek kawasan industri di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Saat ini, Huayou tengah membangun fasilitas umum untuk kawasan industri yang disebut Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP).
Kawasan industri itu bakal menarik investasi lain untuk sejumlah perusahan di rantai pasok baterai listrik nantinya.
“Mereka sekarang ingin mengembangkan juga sendiri untuk lahan industrial park seperti di Morowali dan Weda Bay, rencananya di Pomalaa,” kata Rosan.
Rosan mengatakan Huayou telah berinvestasi pada kawasan industri di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Menurut dia, rencana pengembangan IPIP bakal menarik investasi intensif dari Huayou mendatang.
(mfd/wdh)
































