“Tahun ini, permintaan dari Taiwan tidak hanya untuk sambal bawang, tetapi juga untuk varian rasa baru. Oleh karena itu, kami mulai mengembangkan lebih banyak varian rasa sambal yang sesuai dengan selera pasar,” ungkap Daniel.
Ia menambahkan bahwa omzet penjualan kini mencapai puluhan juta Rupiah, tergantung musim dan permintaan pasar. Melihat peluang ekspor yang terus berkembang, Daniel pun mulai mengincar pasar Malaysia, Singapura, bahkan Amerika Serikat. Permintaan dari negara-negara ini saat ini masih bersifat jastip (jasa titip), namun Daniel optimistis bisa beralih ke sistem pesanan besar (bulking).
Daniel juga mengakui bahwa keberhasilan Sambal Kawani tak lepas dari dukungan Rumah BUMN BRI Jakarta yang diikutinya sejak 2022. “Biasanya di grup tersebut ada sesi sharing dengan topik berbeda yang sangat berguna untuk pengembangan usaha kita, mulai dari digital marketing, manajemen konten, hingga pengurusan sertifikasi halal,” katanya.
Sementara itu, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa peran Rumah BUMN Jakarta sangat penting dalam mendukung UMKM. “Rumah BUMN tidak hanya sekadar menjadi tempat pertemuan, tetapi juga menjadi pusat pengembangan kapasitas dan kapabilitas yang membantu UMKM,” tegas Hendy.
Kesuksesan Sambal Kawani menjadi contoh nyata bagaimana UMKM lokal dapat berkembang pesat dan menembus pasar global dengan strategi yang tepat dan dukungan pemberdayaan yang berkelanjutan.
(tim)
































