Perkembangan seputar agresivitas kebijakan perdagangan di Amerika Serikat (AS) masih menjadi sentimen utama penggerak harga emas. Pengadilan Perdagangan Luar Negeri AS (US Court of International Trade) memutuskan bahwa sejumlah kebijakan tarif bea masuk impor yang dicanangkan Presiden Donald Trump adalah ilegal. Jadi, kebijakan itu harus dicabut.
Namun pemerintah menegaskan bakal mengajukan banding. Keputusan final dan mengikat akan menjadi kewenangan Mahkamah Agung AS (US Supreme Court).
Pemblokiran tarif bea masuk, jika terus berlangsung, maka akan membuat arus perdagangan menjadi lebih lancar. Dunia usaha AS bisa lebih leluasa melakukan impor, tanpa khawatir diganjar bea masuk tinggi. Konsumen juga diuntungkan, karena bisa menikmati barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
Sentimen yang membaik ini justru menjadi kabar buruk bagi emas. Sebab, emas dikenal sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset). Ketika situasi lebih tenang, maka investor akan cenderung memburu aset yang lebih berisiko tetap bisa memberikan keuntungan secara instan.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Apakah bisa bangkit, atau malah kian terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI emas belum jauh di atas 50 sehingga bisa dibilang cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 67. Menghuni area beli (long) yang cukup kuat.
Hari ini, ada kemungkinan harga emas akan melanjutkan perjalanan di zona merah. Cermati pivot point di US$ 3.297/troy ons.
Dari pivot point tersebut, sepertinya harga emas akan menguji target support terdekat di US$ 3.281/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 3.264/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 3.323/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas menuju US 3.366/troy ons.
(aji)
