Logo Bloomberg Technoz

“Kalori 5.000 kkal/kg tinggal 8%, kalori 4.000 kkal/kg masih ada 73%,” kata Surya.

Menurut dia, cadangan batu bara kalori tinggi bakal habis dalam waktu dekat jika tidak ada eksplorasi baru yang berhasil saat ini.

Dengan demikian, kata dia, kementeriannya tengah mendorong pemegang izin tambang untuk ikut memperluas jangkauan eksplorasi terkait dengan upaya penambahan cadangan mendatang.

“Tanpa ada eksplorasi lanjutan memang akan cukup sulit kita terkait dengan cadangan ini,” tuturnya.

Harga batu bara di China./dok. Bloomberg

Di sisi lain, upaya untuk memperluas eksplorasi cadangan batu bara itu belakangan ditekan oleh pelemahan permintaan komoditas emas hitam itu dari pasar ekspor dan domestik.

Alasannya, proyeksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara termasuk China dan India — importir batu bara terbesar dunia — terkoreksi imbas perang tarif Amerika Serikat (AS) dan China.

Menurut data Kementerian ESDM, realisasi ekspor batu bara per April 2025 telah mencapai 160 juta ton. Torehan ekspor itu minus 6,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 171 juta ton.

Sementara itu, realisasi wajib pasok batu bara domestik turut mencatatkan tren koreksi sampai Maret 2025. Kementerian ESDM membeberkan realisasi DMO batu bara per kuartal I-2025 sebesar 12 juta ton, atau minus 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 16 juta ton.

Lonjakan pertumbuhan produksi batu bara China. (Bloomberg)

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan target produksi batu bara 2025 sebanyak 735 juta ton masih bisa digapai, tetapi capaian kumulatif tahun ini akan terpelanting cukup jauh dari realisasi 2024. 

Pada 2024, produksi batu bara Indonesia menembus 836 juta ton. Angka tersebut 117% di atas target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 710 juta ton. 

Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengatakan, sampai dengan kuartal I-2025, produksi batu bara nasional baru tercapai 183,45 juta ton alias masih jauh dari target anual yang ditetapkan pemerintah tahun ini. 

“Jadi kami memprediksi, kalau bicara dengan angka [realisasi] 836 juta ton tahun lalu, tahun ini sepertinya tidak akan mencapai di angka tersebut lagi,” ujarnya di sela agenda FGD Batu Bara, Rabu (28/5/2025).

“Akan tetapi, apakah [produksi 2025] akan mencapai target pemerintah? Bisa dikatakan mungkin masih feasibele untuk angka segitu [735 juta ton]. Namun, kalau sampai 800 juta ton, kami rasa dengan 4 bulan pertama yang cukup sulit, rasanya tidak akan tercapai.”

(naw)

No more pages