Logo Bloomberg Technoz

Data Kemiskinan Negara & Bank Dunia Berbeda Akibat Metode Usang

Dovana Hasiana
28 May 2025 17:50

Ilustrasi kemiskinan di pemukiman kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi kemiskinan di pemukiman kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai salah satu penyebab berbedanya data angka kemiskinan dan pengangguran terbuka milik pemerintah Indonesia dan Bank Dunia karena metodologi yang digunakan sudah usang.

"Mengukur kemiskinan di Indonesia, metodologi yang dipakai BPS umurnya sudah hampir 50 tahun, menggunakan data tahun 1976. Jadi praktis tidak ada perubahan," kata Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar dalam diskusi publik, Rabu (28/5/2025).

"Padahal pada saat bersamaan banyak negara lain sudah terus melakukan peninjauan atas dasar pembangunan, percepatan program pemberantasan kemiskinan, termasuk atas dasar kewujudan keadilan sosial," sebutnya.


Kata Media, BPS menggunakan skema penghitungan berdasarkan garis kemiskinann makanan dan non makanan. Sederhananya, lanjut Media, BPS melakukan survei ke rumah penduduk untuk melihat jumlah pengeluaran masyarakat.

"Datang ke rumah dihitung satu-satu, habis berapa banyak beli pasta gigi, sabun untuk kebutuhnan non makanan lainnya. Kemudian dijumlahkan, kalau jumlahnya di bawah garis kemiskinan maka tidak dikategorikan masyarakat kaya," jelasnya.