Logo Bloomberg Technoz

Perbedaan Standar Kemiskinan RI Versi Bank Dunia dan BPS

Dovana Hasiana
30 April 2025 10:40

Warga antre untuk ambil makanan buka puasa di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta, Rabu (29/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Warga antre untuk ambil makanan buka puasa di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta, Rabu (29/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyoroti perbedaan standar yang digunakan oleh Bank Dunia (World Bank) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menghitung kemiskinan di Indonesia.

Sebagai gambaran, Wijayanto mengatakan, Indonesia masih menggunakan standar kemiskinan internasional US$2,15/kapita/hari dalam Purchasing Power Parity (PPP) 2017. Bank Dunia lantas tetap menggunakan US$6,85/kapita/hari dalam PPP 2017 yang mengukur standar kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke atas.

Ia menambahkan bahwa Bank Dunia telah mengategorikan Indonesia dalam kelompok negara berpendapatan menengah ke atas pada 2023.


"Indonesia menggunakan US$2,15/kapita/hari, walau Bank Dunia menyarankan US$6,85. Kita memiliki budaya menurunkan standar pengukuran untuk terlihat sukses. Kebiasaan ini membuat kita berpuas diri dan santai," ujar Wijayanto dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/4/2025).

Tingkat kemiskinan di Indonesia diperkirakan mencapai 60,3% pada 2024 oleh Bank Dunia (Dok. Macro Poverty Outlook)

Dikonfirmasi secara terpisah, Peneliti dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Badiul Hadi mengatakan, standar garis kemiskinan yang digunakan BPS adalah kisaran US$1,9 hingga US$3,2/kapita/hari dalam PPP 2017.