Logo Bloomberg Technoz

Dunia Diramal Makin Tergantung pada Smelter dan Tambang RI-China

Redaksi
24 May 2025 18:00

Pengecoran di smelter tembaga./Bloomberg-Damian Lemanski
Pengecoran di smelter tembaga./Bloomberg-Damian Lemanski

Bloomberg Technoz, Jakarta – Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menilai pasar olahan mineral logam dunia bakal makin tergantung pada industri pemurnian dan pengolahan (smelter) di China dan Indonesia. 

Hal tersebut akan mempersulit upaya banyak negara untuk diversifikasi rantai pasok mineral penting, demi menjaga keamanan energi.

Menurut laporan Global Critical Mineral Outlook 2025 dari IEA, antara 2020 dan 2024, pertumbuhan produksi bahan mineral olahan sangat terkonsentrasi di antara pemasok utama.


“Akibatnya, konsentrasi geografis smelter telah meningkat di hampir semua mineral penting, khususnya untuk nikel dan kobalt,” papar IEA dalam laporan tersebut, dikutip Sabtu (24/5/2025).

Pangsa pasar rata-rata dari tiga negara pemurnian teratas untuk mineral energi utama meningkat dari sekitar 82% pada 2020 menjadi 86% pada 2024.

Smelter nikel./Bloomberg-Cole Burston