Impor Panel Surya Rp211 T dari Asia Tenggara Kena Tarif AS
News
21 May 2025 05:30

Jennifer A. Dlouhy, Mark Chediak dan Will Wade - Bloomberg News
Bloomberg, Tarif bea masuk AS terhadap peralatan surya dari empat negara Asia Tenggara akan mulai berlaku. Setelah sebuah lembaga pemerintah menyimpulkan bahwa impor tersebut merugikan produsen dalam negeri.
Keputusan bulat oleh Komisi Perdagangan Internasional AS (US International Trade Commission) berlaku untuk sel surya dan modul yang diimpor dari Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Penetapan adanya kerugian ini merupakan ambang akhir yang penting agar bea masuk dapat diberlakukan sepenuhnya, yang membuka jalan bagi pemungutan bea pada bulan Juni.
Keputusan ini menandai berakhirnya perjuangan panjang oleh para produsen yang beroperasi di AS. Perusahaan-perusahaan seperti Hanwha Q Cells dan First Solar Inc menyalahkan lonjakan impor murah dari Asia Tenggara yang menyulitkan pembangunan dan penjualan peralatan secara domestik, bahkan dengan adanya insentif pajak yang dimaksudkan untuk mendorong produksi teknologi energi maju di AS. Saham First Solar naik 1,4% di New York.
“Ini adalah kemenangan yang menentukan bagi manufaktur dalam negeri,” kata Tim Brightbill, ketua bersama praktik perdagangan internasional Wiley dan penasihat utama untuk koalisi perusahaan surya yang mengajukan kasus ini, dalam sebuah panggilan konferensi.

































