Logo Bloomberg Technoz

Catarina Saraiva - Bloomberg News

Bloomberg, Gubernur Federal Reserve (The Fed) Bank of Atlanta, Raphael Bostic memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melambat tahun ini, tetapi tidak jatuh ke dalam resesi. Ia juga menegaskan ia memprediksi adanya satu kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2025.

Bostic mengatakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 0,5% atau 1% tahun ini karena ketidakpastian dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi membebani konsumen.

Kebijakan perdagangan yang fluktuatif, lanjut Bostic, juga membuat pelaku bisnis lebih enggan untuk membuat keputusan penting.

“Saya akan  untuk tahun ini,” kata Bostic dalam wawancara pada tanggal 14 Mei untuk podcast  “Sebagian, itu karena saya pikir ketidakpastian tidak .”

"Saya punya prediksi satu [pemotongan suku bunga] untuk tahun ini," kata Bostic dalam wawancara pada Rabu (14/5/2025) untuk siniar Bloomberg’s Odd Lots. "Sebagian karena saya pikir ketidakpastian ini tidak mungkin segera berakhir dengan sendirinya."

Perkiraan Bostic tersebut didasarkan pada penundaan penerapan tarif resiprokal selama 90 hari bersama dengan de-eskalasi perdagangan AS-China terbaru. Ia pun menilai hasil akhir negosiasi masih belum jelas.

Saat ditanya dalam siniar, yang disiarkan pada Jumat (16/5/2025), apakah gencatan senjata perang dagang baru-baru ini antara AS dan China mengubah pandangannya, Bostic menjawab, "sedikit."

Pekan lalu, dia mengatakan, menurutnya tidaklah "bijaksana" untuk menyesuaikan kebijakan moneter dengan begitu sedikit visibilitas tentang arah ke depan.

Para pejabat The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan terakhir mereka, dan mengatakan mereka melihat adanya peningkatan risiko pengangguran dan inflasi yang lebih tinggi. Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan biaya pinjaman.

Bostic mengatakan bahwa para ekonom di The Fed Atlanta menilai tarif akan meningkatkan tekanan pada inflasi. Prediksi itu merupakan pandangan yang dimiliki oleh banyak ekonom.

"Artinya, kebijakan kami harus mengantisipasi—dan sampai batas tertentu—berpotensi mendorong kekuatan inflasi tersebut sejauh yang kami lihat, sehingga ini akan membatasi posisi kebijakan kami saat ini," tukas Bostic.

(bbn)

No more pages