Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

Menabung Saja Tidak Cukup, Saatnya Memahami Pentingnya Investasi


Ilustrasi Investasi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Investasi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejak usia dini, kita kerap dididik dengan nilai-nilai finansial sederhana seperti “hemat pangkal kaya” dan “rajin menabung tanda orang cerdas.” Praktik menabung melalui celengan atau tabungan sekolah menjadi langkah awal mengenal pengelolaan uang. Namun, di tengah dinamika ekonomi yang kian kompleks dan laju inflasi yang terus berjalan, kebiasaan menabung saja tidak lagi memadai untuk menjamin masa depan finansial yang aman.

Mengapa Menabung Tidak Lagi Mencukupi?

Menabung tetap penting, namun sebagai satu-satunya strategi keuangan, hal ini memiliki keterbatasan. Salah satu faktor utama yang menyebabkan menabung kurang efektif dalam jangka panjang adalah inflasi—kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan.

Sebagai ilustrasi, harga bahan bakar jenis Pertalite pada tahun 2013 berkisar Rp4.500 per liter, sementara pada 2023 telah meningkat menjadi sekitar Rp10.000. Artinya, nilai uang yang disimpan tanpa penambahan nilai melalui instrumen keuangan akan mengalami penurunan daya beli secara signifikan.

Meski bank memberikan bunga tabungan, persentasenya sangat kecil, yakni rata-rata 0,5%–1,5% per tahun. Sementara itu, inflasi tahunan di Indonesia berada di kisaran 3%–4%. Konsekuensinya, dana tabungan yang tampak meningkat secara nominal, justru mengalami penurunan nilai riil.

Investasi: Solusi Finansial Jangka Panjang

Untuk mengimbangi efek inflasi dan membangun kekayaan jangka panjang, investasi menjadi langkah yang perlu dipertimbangkan secara serius. Investasi memungkinkan uang yang dimiliki bekerja dan bertumbuh, bukan hanya disimpan.

Berbagai instrumen investasi dapat diakses masyarakat luas, bahkan dengan modal awal yang terjangkau:

  • Reksa Dana: Cocok bagi pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional.

  • Saham: Memiliki potensi imbal hasil tinggi, meskipun disertai risiko yang sepadan.

  • Obligasi: Memberikan bunga secara berkala dan umumnya memiliki risiko lebih rendah.

  • Emas: Dianggap sebagai aset lindung nilai, relatif stabil untuk jangka panjang.

  • Properti: Investasi berwujud dengan potensi apresiasi nilai dari waktu ke waktu.

Simulasi sederhana menunjukkan bahwa dengan menyisihkan Rp1 juta per bulan selama 20 tahun dan diinvestasikan pada instrumen dengan rata-rata return 10% per tahun, nilai akhir yang diperoleh dapat mencapai lebih dari Rp600 juta. Jauh lebih tinggi dibandingkan jika dana tersebut hanya disimpan di tabungan dengan bunga rendah.

Mengelola Risiko Investasi

Kekhawatiran terhadap risiko sering kali menjadi hambatan utama bagi masyarakat untuk memulai investasi. Namun, perlu dipahami bahwa seluruh bentuk investasi memiliki tingkat risiko masing-masing, dan hal tersebut dapat dikelola melalui edukasi, diversifikasi portofolio, dan konsistensi.

Strategi seperti dollar cost averaging, yakni investasi secara rutin dalam jumlah tetap, serta tidak menempatkan seluruh dana pada satu instrumen, dapat membantu meminimalkan risiko. Risiko investasi dapat dikendalikan, sedangkan risiko tidak berinvestasi—seperti menurunnya daya beli, tidak adanya dana pensiun, hingga ketergantungan finansial di masa tua—dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang jauh lebih besar.

Langkah Awal Memulai Investasi

Bagi pemula, berikut adalah beberapa langkah untuk memulai:

  1. Tentukan tujuan finansial, seperti dana pendidikan, dana pensiun, atau pembelian rumah.

  2. Kenali profil risiko pribadi, apakah konservatif, moderat, atau agresif.

  3. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

  4. Gunakan platform legal dan terdaftar di OJK serta BEI, untuk memastikan keamanan.

  5. Mulai dari nominal kecil dan lakukan secara konsisten. Dalam investasi, waktu adalah elemen penting yang mendukung pertumbuhan nilai aset.

Menabung tetap merupakan kebiasaan positif dalam pengelolaan keuangan. Namun, untuk mencapai kemandirian finansial dan melindungi aset dari dampak inflasi, dibutuhkan strategi yang lebih proaktif: yaitu investasi. Dengan berinvestasi secara bijak dan terencana, kita tidak hanya menjaga nilai uang tetap bertumbuh, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih aman secara ekonomi.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Warren Buffett, salah satu investor tersukses di dunia, “Jika Anda tidak menemukan cara menghasilkan uang saat tidur, Anda akan bekerja seumur hidup.” Maka dari itu, semakin cepat Anda memulai, semakin besar potensi hasil yang dapat Anda raih.