Sementara, AS sepakat untuk memangkas tarif mereka terhadap barang-barang impor dari China dari sebesar 145% menjadi 30%, termasuk tarif yang dikenakan pada fentanil mulai 14 Mei hingga 90 hari ke depan. Sementara Tiongkok juga bersedia menurunkan tarif mereka untuk barang-barang impor dari AS dari sebesar 125% menjadi 10%.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu memastikan pemerintah sudah mengajukan 7 poin tawaran Indonesia dalam negosiasi tarif perdagangan dengan AS, baik yang berkaitan dengan tarif, non-tariff hingga reformasi kebijakan.
Anggito mengatakan 7 poin tindakan yang ditawarkan Indonesia sejalan dengan harapan dari perwakilan perdagangan AS atau United States Trade Representative (USTR).
"Surat kita pada 9 April sudah diterima, dan kita sangat dihargai. Kita menyampaikan 7 measures yang kita lakukan, baik itu tarif, non-tarif measures, maupun juga reformasi yang kita tawarkan sesuai dengan harapan dari USTR," ujar Anggito dalam agenda Trump Effect: Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang di tengah Perang Dagang, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Dalam perkembangan lain, Airlangga sempat mengatakan Indonesia telah menyampaikan sejumlah tawaran kepada AS antara lain dengan meningkatkan pembelian energi, produk pertanian, dan Engineering, Procurement, Construction (EPC), memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerja sama mineral kritis (critical mineral), memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk AS, dan mendorong investasi strategis dengan skema business to business.
Indonesia juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan jasa keuangan (financial services), penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di AS seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang, serta juga menyampaikan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.
“Target negosiasi yang sedang berjalan ini yang penting Indonesia mendapatkan tarif yang lebih rendah dan tarif yang diberlakukan untuk Indonesia ini seimbang dengan negara-negara lain. Untuk target lainnya tentu kita lihat sesuai dengan pembahasan daripada tim negosiasi yang mungkin akan berlangsung satu, dua, atau tiga putaran,” ujar Airlangga dalam siaran pers.
Di sisi lain, Airlangga juga menyampaikan permintaan Indonesia untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor 20 produk utama Indonesia, karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor atau produsen barang sejenis dengan ekspor Indonesia ke AS.
Selain itu, Airlangga mengatakan tawaran Indonesia kepada AS untuk mewujudkan kerja sama perdagangan yang adil sepenuhnya mengacu kepada kepentingan nasional dan dirancang untuk memberikan setidaknya lima manfaat.
Pertama, memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional. Kedua, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke AS, khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia.
Ketiga, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, perdagangan, dan investasi yang akan menciptakan lapangan pekerjaan. Keempat, memperoleh nilai tambah dengan kerjasama rantai pasok (supply chain) industri strategis dan critical mineral. Kelima, akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang, antara lain kesehatan, pertanian, energi terbarukan (renewable energy).
(ain)





























