Sekitar 2.000 karyawan akan terdampak di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, berdasarkan dokumen negara bagian yang diajukan Selasa. Proses pemutusan kerja ini dijadwalkan dimulai pada 13 Juli.
Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft mendapat tekanan untuk menekan biaya seiring dengan tingginya investasi dalam pembangunan pusat data guna mendukung layanan kecerdasan buatan (AI) dan unit cloud-computing Azure. Microsoft mengatakan akan menghabiskan sekitar $80 miliar tahun fiskal ini untuk infrastruktur server. CNBC sebelumnya melaporkan rencana PHK ini.
Tahun lalu, CEO Satya Nadella mengatakan bahwa AI membantu perusahaan menghemat biaya tenaga kerja. Tema ini kembali disinggung pada Selasa dalam konferensi JP Morgan, saat eksekutif keuangan Microsoft, Bill Duff, mengatakan bahwa perusahaan menghemat “ratusan juta dolar per tahun” dengan menggunakan AI untuk layanan pelanggan dan mengurangi kebutuhan interaksi manusia.
Duff juga menyebutkan bahwa Microsoft menerapkan AI di berbagai divisi untuk membantu staf menganalisis kesepakatan dari sisi kepatuhan, menulis materi pemasaran, dan tugas lainnya.
Perusahaan secara rutin mengalihkan tenaga kerja dari produk lama ke inisiatif pertumbuhan, tambahnya.
Akhir bulan lalu, Microsoft mengumumkan kepada karyawannya bahwa mereka akan menggunakan perusahaan pihak ketiga untuk menangani lebih banyak penjualan perangkat lunak kepada pelanggan kecil dan menengah. Perusahaan juga telah merestrukturisasi beberapa tim teknis pada bulan lalu.
Beberapa perusahaan teknologi lain juga mengumumkan PHK tahun ini. Meta Platforms Inc. menyampaikan pada Januari bahwa mereka berencana memangkas sekitar 5% karyawan melalui terminasi berbasis kinerja dan akan merekrut orang baru untuk mengisi posisi tersebut. Pada bulan berikutnya, Bloomberg melaporkan bahwa Salesforce Inc. memangkas lebih dari 1.000 posisi, sebagian besar untuk memberi ruang bagi peran yang berfokus pada AI.
(bbn)
































