Logo Bloomberg Technoz

Mengulas di Balik Keberanian RI Stop Impor BBM dari Singapura

Redaksi
11 May 2025 11:20

Kapal mikik PT Pertamina International Shipping (PIS). (Dok. PIS)
Kapal mikik PT Pertamina International Shipping (PIS). (Dok. PIS)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sebagai upaya perundingan dagang dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), Indonesia memilih meninggalkan Singapura terkait impor bahan bakar minyak (BBM). Alokasi impor bakal dialihkan ke AS diklaim Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bakal menyeimbangkan neraca dagang kedua negara.

Bahlil menyampaikan pengakhiran kerja sama impor BBM dari Singapura efektif berlaku pada akhir Tahun 2025, dengan menegaskan “sudah hampir pasti. Jadi kita akan mengambil minyak dari negara lain, yang bukan dari negara itu [Singapura]. [Impor] salah satu negaranya AS,” saat ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Minggu (11/5/2025).

Salah satu alasan keputusan meninggalkan Singapura adalah harga impor BBM yang tinggi, padahal ongkos logistik dari negara tetangga tersebut tidak begitu besar. Bahkan Bahlil menerangkan, harga yang harus dikeluarkan Indonesia sama jika mengimpor BBM dari Timur Tengah. “Masa barang dekat dia [Singapura] bikin lebih mahal?”

Dalam upaya mengurangi ongkos logistik, Bahlil mengatakan pemerintah berencana untuk melakukan impor dengan sekali jalan, atau menggunakan kapal impor dengan ukuran besar, dikarenakan kapal impor yang biasa digunakan melalui Singapura cenderung berukuran lebih kecil.

Tren impor BBM Indonesia./dok. Argus Media

Guna memastikan hal tersebut, Bahlil mengatakan saat ini PT Pertamina (Persero) sedang membangun dermaga agar dapat menampung kapal-kapal besar yang menampung kapal impor besar. Sedangkan dermaga yang biasa digunakan untuk menampung kapal impor dari Singapura cenderung berukuran lebih kecil.