Djony menekankan bahwa alokasi belanja modal tetap akan diprioritaskan untuk bisnis inti grup Astra, seperti otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, serta properti.
Perusahaan juga akan fokus pada optimalisasi unit-unit usaha yang selama ini menghasilkan profit stabil.
Selain itu, ASII juga membuka ruang untuk investasi di sektor-sektor yang memiliki keterkaitan erat dengan bisnis inti.
Salah satunya adalah penguatan lini bisnis digital mobilitas, seperti keterlibatan perusahaan di OLX Autos, yang disebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Di luar bisnis inti, ASII juga melirik sektor-sektor yang dinilai memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang, seperti layanan kesehatan (healthcare) dan energi terbarukan.
“Kami melihat sektor kesehatan sebagai salah satu peluang yang bisa kami kembangkan, terutama dalam membangun ekosistem layanan yang lebih baik untuk masyarakat,” kata Djony.
Sementara melalui anak usaha United Tractors (UNTR), ASII terus menjalankan strategi diversifikasi dari bisnis batu bara ke sektor-sektor berkelanjutan.
UNTR kini telah mulai berinvestasi di pembangkit panas bumi, hydropower, serta pemasangan panel surya secara disiplin dan konsisten.
“Perjalanan ini panjang, tapi kalau tidak mulai sekarang, kita tidak akan pernah sampai,” kata dia.
Laba ASII Drop 7%
ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,93 triliun sepanjang kuartal-I 2025. Torehan laba bersih itu anjlok 7,12% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun jika mengeluarkan bisnis investasi Astra di Hermina dan GoTo, ASII di awal kuartal meraih laba Rp7,38 triliun, tetap turun 9% dibandingkan periode sebelumnya.
Djony menuturkan terdapat penurunan kinerja dari lini bisnis otomotif dan batu bara sepanjang kuartal I-2025.
Kendati demikian, Djony mengatakan, perseroan telah mengimbangi koreksi itu pada portofolio bisnis ASII lainnya.
“Walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batu bara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya,” kata Djony lewat siaran pers dikutip Jumat (2/5/2025).
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 31 Maret 2025, ASII mencatatkan pendapatan sebesar Rp83,36 triliun, naik 2,65% dibandingkan dengan posisi pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp81,20 triliun.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ASII mengalami peningkatan ke level Rp66,3 triliun, atau naik 4,21% dari posisi beban tahun sebelumnya di angka Rp63,62 triliun.
(rtd/naw)