Meski ada pengecualian, tarif AS setinggi 145% secara luas diperkirakan akan melemahkan sumber permintaan global yang penting. Hal ini dapat menyebabkan ekspor menyusut pada tahun 2025, sehingga mengurangi pendorong penting pertumbuhan China.

Angkutan udara juga mengalami peningkatan pada April, dengan jumlah penerbangan kargo internasional melonjak 30% dalam empat minggu yang berakhir pada 27 April dibandingkan tahun sebelumnya.

Ini kemungkinan besar merupakan akibat dari melonjaknya penjualan di platform-platform belanja daring, seperti Temu dan Shein menjelang tenggat waktu 2 Mei untuk menutup celah tarif "de minimis."

Para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan ekspor akan tumbuh 2,5% dari tahun lalu. Angka ini akan menjadi perlambatan dari lonjakan 12% pada bulan sebelumnya, tetapi masih solid mengingat kenaikan tarif AS yang masif.

Berdasarkan data resmi, ekspor bersih berkontribusi terhadap 40% pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini, naik dari 30% pada keseluruhan tahun 2024.

Terlepas secara keseluruhan tangguh, ada tanda-tanda bahwa arus perdagangan antara China dan AS telah anjlok. 

Menurut pelacakan kapal yang dikumpulkan Bloomberg, jumlah kapal kargo yang singgah di pelabuhan-pelabuhan China dan menuju AS turun menjadi sekitar 47 kapal saat ini dari puncaknya yang mencapai 73 kapal pada pertengahan April.

Jumlah resmi kargo laut dan udara dirilis setelah penundaan sekitar seminggu.

(bbn)