Logo Bloomberg Technoz

Penguatan rupiah berlangsung di tengah reli indeks saham yang makin meyakinkan. IHSG dibuka menguat 0,42% di level 6.844. Sementara di pasar surat utang negara, seperti terlihat dari data OTC Bloomberg, harga obligasi pemerintah cenderung tertekan.

Yield SUN 1Y naik 9,2 bps pagi ini ke level 6,409%. Lalu tenor 2Y juga naik 1,9 bps kini di 6,441%. Adapun tenor 5Y juga naik 3,3 bps di level 3,2 kini di 6,650%. Adapun tenor 10Y naik 1 bps di 6,885%.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 5 Mei 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal, rupiah sudah menembus level resistance terdekat dan kini berpeluang melanjutkan penguatan menuju resistance selanjutnya di Rp16.340/US$.

Sementara trendline sebelumnya pada time frame daily menjadi support psikologis potensial pada level Rp16.500/US$. Kemudian, target pelemahan lanjutan untuk kembali ke level Rp16.550/US$.

Mencermati tren perdagangan sepekan ke depan, selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.400/US$ usai keberhasilan menguat, maka masih ada potensi untuk lanjut menguat hingga Rp16.300/US$.

Pertumbuhan ekonomi RI

Hari ini para pelaku pasar akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal 1-2025.

Hasil konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg sampai Senin pagi, memperkirakan, Produk Domestik Bruto RI pada tiga bulan pertama tahun ini, ketika terjadi puncak konsumsi masyarakat dengan kedatangan Idulfitri, diprediksi malah mencatat kontraksi 0,9% dibanding kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter). 

Dalam hitungan tahunan, pertumbuhan PDB kuartal satu diperkirakan cuma naik 4,93%. Kelesuan itu terutama karena ketidakpastian global akibat perang tarif, juga laju konsumsi yang masih kesulitan bangkit meski ada perayaan Lebaran yang biasanya mengerek pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Bila angka itu terealisasi, maka akan menjadi capaian pertumbuhan PDB Indonesia yang terendah sejak kuartal III-2021 ketika laju ekonomi hanya 3,53% akibat perekonomian yang mati suri terhantam pandemi.

Ekonom Bloomberg Economics Tamara Henderson menunjuk walau ekonomi kuartal pertama terutama terbebani oleh ketidakpastian tarif AS, sejatinya indikator aktivitas konsumsi, investasi juga manufaktur di Indonesia kesemuanya menunjukkan pelemahan signifikan bahkan sebelum kebijakan tarif AS diumumkan.

"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini melemah, dengan pertumbuhan 4,97% year-on-year, dari sebesar 5,02% pada kuartal sebelumnya," kata Tamara dalam kajiannya.

Ramalan dari LPEM Universitas Indonesia juga tak jauh berbeda. Ekonom LPEM UI Teuku Riefky memperkirakan, PDB Indonesia pada kuartal 1-2025 hanya tumbuh 4,94% dengan rentang estimasi 4,93%-4,95%. "Keseluruhan tahun 2025, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 4,95% dengan kisaran 4,9%-5,0%," kata Riefky dalam kajian yang dilansir pekan lalu.

Perekonomian RI makin kesulitan tumbuh mengandalkan faktor musiman seperti libur akhir tahun ataupun musim Lebaran. Sementara mesin pertumbuhan struktural ekonomi juga melemah dalam beberapa tahun terakhir seperti terlihat dari pelemahan daya beli, penyusutan jumlah kelas menengah juga produktivitas sektoral yang melemah persisten. Hal itu ditambah faktor eskternal, eskalasi perang dagang.

Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan menggelar konferensi pers pengumuman kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal 1-2025 pada Senin hari ini.

(rui)

No more pages