Logo Bloomberg Technoz

Di Indonesia, Bekerja Siang-Malam Tak Selalu Berujung Sejahtera

Redaksi
29 April 2025 10:11

Ilustrasi Kemiskinan. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Kemiskinan. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada 2024 diperkirakan menjadi salah satu yang terbesar di antara negara-negara ASEAN, di tengah penciptaan lapangan kerja berkualitas yang masih tertinggal dengan laju pertumbuhan upah yang stagnan.

Gambaran itu menggemakan lagi kenyataan ironis bahwa di negeri ini, bekerja keras dari pagi buta hingga tengah malam, pada mayoritas orang belum tentu berhasil membawa seseorang keluar dari jerat kemiskinan, mencerminkan kebutuhan adanya reformasi kebijakan yang lebih berpihak pada para pekerja demi peningkatan kesejahteraan.

Dalam laporan Macro Poverty Outlook edisi April 2025, Bank Dunia memperkirakan, persentase penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 60,3% atau sekitar 169,8 juta orang. Hasil sensus Badan Pusat Statistik terakhir pada 2024 mencatat, total populasi di Indonesia mencapai 281,6 juta orang.

Persentase kemiskinan itu berangkat dari ambang batas garis kemiskinan negara berpendapatan menengah atas, yakni pengeluaran per kapita (per kepala) sebesar US$6,85 per kapita per hari Purchasing Power Parity (PPP) 2017. 

Kurs PPP 2017 untuk Indonesia adalah Rp4.756. Sehingga ambang batas kemiskinan versi Bank Dunia adalah Rp977.358 per kapita per bulan atau sekitar Rp32.578 per hari per orang.