Nicholas Lua - Bloomberg News

Bloomberg, Pabrik-pabrik plastik China tengah menghadapi kemungkinan penutupan karena terkena dampak dari perang dagang yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS). Industri ini bergantung pada gas yang sebagian besar diimpor dari AS.

Menurut para analis, produsen plastik yang paling dominan di dunia ini memperoleh hampir semua etana, bahan baku petrokimia yang juga merupakan komponen gas alam, dari AS. Tarif yang sangat tinggi untuk barang-barang AS berarti pabrik-pabrik, yang tidak bisa memproses bahan baku pengganti, akan merugi.

"Situasinya sangat buruk bagi cracker etana China karena mereka tidak memiliki alternatif selain pasokan AS," kata Manish Sejwal, analis di Rystad Energy AS, menggunakan istilah industri untuk fasilitas-fasilitas tersebut.

"Kecuali diberikan pengecualian tarif, mereka mungkin harus menghentikan produksi atau menutup pabriknya."