Logo Bloomberg Technoz

Seperti diketahui, Amalia menjelaskan, kondisi perdagangan global saat ini menghadapi situasi yang tak menentu. Hal ini terjadi akibat, pada 2 April 2025 lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa kenaikan tarif resiprokal untuk 185 negara mitra, termasuk Indonesia.

"Hal ini dilakukan untuk menutup ketidakseimbangan perdagangan dengan AS," ucap Amalia.

Selanjutnya, dia menambahkan, eskalasi konflik dagang antara AS dengan China terjadi dengan saling balas tarif yang diberlakukan untuk barang impor masing-masing negara. Terbaru, pada 12 April 2025, China meningkatkan tarif retaliasi sebesar 145%. Kemudian, pada 15 April 2024, dibalas lagi oleh AS dengan menaikkan tarif menjadi 245% untuk impor barang China.

Daftar 20 Besar Negara Penyumbang Defisit Neraca Dagang Terbesar Amerika Serikat:

  1. China 23,07%.
  2. Meksiko 12,72%.
  3. Vietnam 9,35%.
  4. Jerman 6,36%.
  5. Irlandia 6,3%.
  6. Taiwan 5,52%.
  7. Kanada 5,33%.
  8. Jepang 5,23%.
  9. Korea Selatan 5,05%.
  10. India 3,58%.
  11. Thailand 3,49%.
  12. Italia 3,32%.
  13. Swiss 2,83%.
  14. Malaysia 1,89%.
  15. Indonesia 1,4%.
  16. Prancis 1,21%.
  17. Austria 0,98%.
  18. Kamboja 0,94%.
  19. Swedia 0,74%.
  20. Hungaria 0,69%.

(lav)

No more pages