Logo Bloomberg Technoz

Berkaca pada eFishery: Memoles Lapkeu & Niretika Bisnis Startup

Pramesti Regita Cindy
19 April 2025 13:30

Petambak memasukan pakan ke feeder milik eFishery di Subang. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Petambak memasukan pakan ke feeder milik eFishery di Subang. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Martyn Terpilowski, seorang investor sekaligus CEO Bhumi Varta Technology (BVT), sebuah perusahaan penyedia perangkat lunak intelijen, berpandang jika tekanan untuk memperoleh pendanaan dan mempertahankan valuasi membuat banyak pelaku industri perusahaan rintisan atau startup tergelincir pada praktik yang meragukan secara etis.

Terlebih hal ini berkaca pada skandal manipulasi laporan keuangan yang menyeret pendiri eFishery, Gibran Huzaifah. 

"Menurut saya, jika Anda melihat banyak angka yang diklaim oleh perusahaan selama bertahun-tahun, itu tidak masuk akal. Saya pikir sayangnya orang telah kehilangan sentuhan etika karena persaingan menjadi sangat ketat untuk mendapatkan pendanaan yang lebih banyak," kata Martyn kepada Bloomberg Technoz, dikutip Sabtu (19/4/2025). 

Ia juga menambahkan, budaya “growth at all cost” yang sempat menjadi mantra populer di kalangan investor dan pelaku startup selama satu dekade terakhir kini menuai konsekuensi nyata.

"Ketika orang mengatakan beberapa tahun lalu 'pertumbuhan dengan biaya apa pun', saya terkejut melihat apa yang terjadi, dan sekarang tampaknya salah satu biayanya adalah akhir dari etika bisnis," ujarnya.