Logo Bloomberg Technoz

Komando Pusat AS (US Central Command), yang mengawasi militer Amerika di Timur Tengah, mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa tujuan serangan tersebut adalah “untuk melemahkan sumber kekuatan ekonomi Houthi.”

CENTCOM tidak memberikan komentar soal korban jiwa dan belum merespons permintaan komentar dari Bloomberg.

“Serangan ini tidak dimaksudkan untuk menyakiti rakyat Yaman, yang secara sah ingin melepaskan diri dari belenggu penindasan Houthi dan hidup dalam damai,” kata CENTCOM di X.

Houthi “menggunakan bahan bakar untuk mempertahankan operasi militer mereka, sebagai alat pengendalian, dan untuk meraup keuntungan ekonomi melalui penggelapan hasil impor.”

Sampai insiden terbaru ini, otoritas kesehatan Houthi menyebut sekitar 120 orang telah tewas sejak serangan pertama pada 15 Maret. Houthi mengakui sedikitnya 40 pejuang mereka telah tewas, termasuk beberapa dengan pangkat kolonel. Pemimpin mereka, Abdul Malik Al-Houthi, masih buron.

Dalam pidatonya pada hari Kamis, Al-Houthi bersumpah akan “terus melancarkan jihad” melawan “tirani Amerika dan Israel.”

Tak lama setelah serangan di Ras Issa, sirene berbunyi di seluruh wilayah Israel karena apa yang disebut militer negara itu sebagai peluncuran rudal dari Yaman. Militer Israel mengatakan proyektil tersebut berhasil ditembak jatuh, dan tidak ada laporan korban.

Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan di Ras Issa sebagai tindakan “biadab” dan menuduh AS sebagai “komplotan dan mitra dalam kejahatan Israel.”

Eskalasi terbaru dalam operasi militer AS terjadi di tengah pembicaraan antara Washington dan pasukan anti-Houthi di Yaman, serta negara-negara Teluk Arab, mengenai kemungkinan melancarkan serangan darat yang dipimpin oleh Yaman. Tujuannya adalah untuk menggulingkan Houthi dari Hodeida dan mungkin juga dari ibu kota, Sanaa, menurut laporan Bloomberg pekan ini.

Tak lama setelah kembali berkuasa pada Januari, Trump menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris asing. Dimulainya serangan udara dua bulan kemudian dimaksudkan untuk mengakhiri serangan Houthi terhadap kapal perang dan kapal dagang — yang telah mendorong kenaikan tarif pengiriman global — serta serangan rudal ke Israel.

Houthi telah menguasai Sanaa, Hodeida, dan wilayah lain sejak menggulingkan pemerintahan Yaman sekitar satu dekade lalu. Mereka menyatakan bahwa tindakan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan akan terus berlanjut hingga perang Israel-Hamas di Gaza berakhir.

Dalam beberapa tahun terakhir, Houthi telah menerima dukungan militer dan teknis yang signifikan dari Teheran, meskipun mereka cenderung bertindak lebih mandiri dibandingkan dengan proxy Iran lainnya seperti Hizbullah di Lebanon.

Meskipun AS mengatakan bahwa serangan udara juga dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada Iran, Washington tetap melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Republik Islam tersebut. Pembicaraan dimulai akhir pekan lalu di Oman dan putaran kedua dijadwalkan berlangsung di Roma pada hari Sabtu. 

Trump telah mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran jika negara itu tidak menyetujui kesepakatan yang akan membatasi aktivitas nuklirnya.

(bbn)

No more pages