"Apakah Trump membantu orang dalam mengeruk keuntungan dari perubahan tarifnya? Ini jelas terlihat seperti korupsi," imbuh senator senior dari Massachusetts ini.
I'm calling for an investigation into whether President Trump manipulated the market to benefit his Wall Street donors—all while working people and small businesses paid the price.
— Elizabeth Warren (@SenWarren) April 9, 2025
Did Trump help insiders cash in on his tariff flip-flopping? It sure looks like corruption. pic.twitter.com/5QZ1X5YOpz
Warren sebelumnya telah mengecam tarif global yang diterapkan Trump, mengatakan bahwa pungutan tersebut berisiko membuat jutaan orang AS kehilangan pekerjaan.
"Satu orang telah memulai perang dagang 'terbodoh' dalam sejarah Amerika," kata Warren dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Senin (7/4/2025).
Dia mengatakan tarif sebagai instrumen penting untuk membawa rantai pasokan utama kembali ke AS, tetapi rentetan pungutan Trump telah mendorong negaranya ke tepi resesi, di mana lebih banyak kerusakan terjadi setiap menitnya.
Warren tidak sendiri. Menurut laporan Associated Press, yang dilansir, Jumat (11/4/2025), para kritikus, termasuk mantan pengacara etika Gedung Putih Richard Painter, mempertanyakan apakah pesan media sosial Trump tersebut melanggar Undang-Undang Sekuritas.
"Orang-orang yang membeli [saham] saat mereka melihat unggahan itu menghasilkan banyak uang," kata Painter, yang memberi isyarat adanya potensi pelanggaran perdagangan orang dalam.
Menurut kantor berita tersebut, saat ditanya apakah mengetahui tentang penundaan tarif sebelum mengunggah "ocehan" tersebut, Presiden dari Partai Republik tersebut memberi tanggapan yang tidak jelas dan mengklaim keputusannya telah dibuat "pagi itu," tetapi menyebut dia telah mempertimbangkannya selama "beberapa hari terakhir."
(ros/rui)



























