Logo Bloomberg Technoz

Kelesuan Daya Beli Nyata, Prospek Sido Muncul (SIDO) Meredup

Redaksi
17 March 2025 06:30

Pekerja mengemas Tolak Angin sachet di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul di Semarang, Jawa Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pekerja mengemas Tolak Angin sachet di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul di Semarang, Jawa Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan daya beli masyarakat menjadi sentimen negatif bagi emiten di sektor konsumsi, termasuk salah satunya PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Tim analis CGS International Sekuritas yang terdiri dari Baruna Arkasatryo dan Joanne Ong menurunkan perkiraan pertumbuhan penjualan SIDO untuk 2025-2026 sebesar 1,9%, sementara proyeksi pendapatan juga dipangkas 1,6%-3,3%. 

Salah satu penyebabnya adalah pemulihan daya beli yang lambat, yang juga membuat perkiraan pertumbuhan penjualan tahun ini direvisi menjadi 5% dari sebelumnya 7%.

Penjualan SIDO di 2024 mencapai Rp3,9 triliun, tumbuh 10% secara tahunan. Namun, dalam dua bulan pertama 2025, perusahaan mencatat penurunan pertumbuhan penjualan secara tahunan, yang sebagian disebabkan oleh efek basis tinggi pada awal 2024 akibat lonjakan permintaan saat pemilu.

Di tengah tekanan daya beli, analis memperkirakan margin laba kotor atau gross profit margin (GPM) akan stabil di 59% untuk 2025-2026. Namun, kestabilan ini lebih didukung oleh biaya bahan baku herbal yang tidak banyak berubah serta penurunan harga bahan baku untuk segmen food & beverages (F&B).