Dibandingkan dengan Februari tahun lalu (year-on-year/yoy), inflasi tingkat produsen ada di 3,2%. Juga di bawah konsensus pasar yang memperkirakan di 3,3% yoy.
Data ini menjadi sinyal bahwa perekonomian AS ‘mendingin’. Artinya, kebutuhan akan stimulus moneter pun membesar.
Ada harapan bank sentral Federal Reserve bisa kembali menurunkan suku bunga acuan tahun ini. Meski mungkin tidak seagresif tahun lalu, di mana Federal Funds Rate dipangkas 100 basis poin (bps).
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Macquarie Group memperkirakan harga emas bisa menembus level US$ 3.500/troy ons pada kuartal II-2025. Sementara BNP Paribas SA memperkirakan harga emas bisa mencapai rata-rata di US$ 3.000/troy ons tahun ini.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,14. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun hati-hati, karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, waspadai risiko penurunan harga emas. Cermati pivot point di US$ 2.969/troy ons.
Jika pivot point itu tertembus, maka sepertinya harga emas akan menguji support terdekat di US$ 2.942/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Andai tertembus lagi, MA-10 di US$ 2.926/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat ada di US$ 2.992/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga emas menuju US$ 3.015/troy ons.
(aji)





























