"Pasar hari ini terasa seperti spiral kematian," kata Alon Rosin, kepala ekuitas derivatif institusional di Oppenheimer & Co.
Perubahan sentimen pasar ini terjadi hanya dalam waktu kurang dari dua bulan sejak Trump menjabat. Awalnya, investor Wall Street menyambut baik kepemimpinannya, dengan harapan pemotongan pajak dan deregulasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sudah solid.
Namun, dalam beberapa pekan terakhir, optimisme itu mulai terkikis. Kebijakan tarif yang diterapkan secara kacau dan dorongan Trump untuk memangkas anggaran federal mulai membayangi prospek pasar. Setelah pasar tutup pada Senin (10/03/2025), Delta Air Lines Inc mengonfirmasi kekhawatiran tersebut dengan menurunkan proyeksi laba, mengutip menurunnya kepercayaan konsumen dan korporasi akibat ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
"Akan ada masa di mana kepanikan melanda pasar," ujar Amy Wu Silverman, analis ekuitas derivatif di RBC Capital Markets kepada Bloomberg. "Kita belum sampai ke tahap itu, tetapi jika volatilitas terus meningkat, kepanikan bisa terjadi sewaktu-waktu."
Trump dan pemerintahannya telah memberikan sinyal bahwa akan ada masa penyesuaian ketika ia mencoba menekan defisit federal dan merombak tatanan ekonomi global. Namun, pernyataan Trump pada akhir pekan lalu justru memicu spekulasi di Wall Street. Beberapa pihak menilai ia salah membaca sentimen pasar, sementara yang lain beranggapan bahwa ia sengaja membiarkan aksi jual ini untuk menekan suku bunga lebih rendah.
Trump dijadwalkan bertemu dengan para eksekutif bisnis terkemuka pada Selasa (11/03/2025) untuk membahas situasi ini.
"Trump telah menghancurkan tatanan ekonomi internasional dalam hitungan minggu, mungkin dengan rencana untuk menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik," ujar Michael Rosen, kepala investasi Angeles Investment Advisors. "Namun, tanpa gambaran jelas tentang apa yang dimaksud dengan ‘lebih baik’, investor hanya bisa melihat kehancuran sistem yang ada. Sampai ada kejelasan, investor akan tetap berhati-hati."
Menghadapi ketidakpastian ini, investor mulai mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman.
Di pasar obligasi, surat utang pemerintah AS bertenor dua tahun memimpin reli, dengan imbal hasilnya turun sekitar 11 basis poin. Sementara itu, di pasar utang korporasi, kekhawatiran akan risiko kredit semakin besar. Sekitar 10 penerbitan obligasi korporasi AS ditangguhkan, dan indeks pasar menunjukkan penurunan minat terhadap obligasi dengan peringkat lebih rendah. Harga Bitcoin juga anjlok ke level terendah dalam empat bulan terakhir.
Di pasar saham, tekanan jual paling besar terjadi pada saham teknologi raksasa, yang sebelumnya menjadi motor penggerak reli pasar. Nasdaq 100 turun 3,8%, semakin dalam ke wilayah koreksi. Saham Tesla Inc—yang sempat diuntungkan oleh kedekatan CEO Elon Musk dengan Trump—merosot lebih dari 15%.
Di tengah gejolak ini, investor mulai mencari perlindungan di sektor yang lebih defensif seperti energi, barang konsumsi pokok, dan utilitas—industri yang lebih tahan terhadap penurunan belanja konsumen dan biasanya berkinerja baik saat ekonomi melambat.
"Jika Anda seorang investor ekuitas jangka panjang, Anda tetap harus menempatkan uang Anda di suatu tempat," ujar Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers. "Jika pasar melihat badai di depan, sektor-sektor ini adalah tempat perlindungan terbaik. Tempat berlindung dari badai."
(bbn)





























