Bursa Asia Bersiap Jatuh di Tengah Kekhawatiran Resesi AS
News
11 March 2025 06:40

Jason Scott - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan mengikuti tren penurunan di Wall Street setelah Nasdaq 100 mencatat hari terburuknya sejak 2022. Kekhawatiran bahwa tarif perdagangan dan pemecatan pejabat pemerintah akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS semakin meningkat.
Kontrak berjangka menunjukkan indeks saham di Jepang dan Hong Kong berpotensi turun sekitar 1,8%, sementara bursa Shanghai dan Sydney juga mengalami pelemahan. Kondisi ini memperpanjang periode volatilitas pasar global yang telah berlangsung selama tiga minggu terakhir. Saham-saham AS terpukul setelah investor mulai mengurangi optimisme mereka, sementara permintaan terhadap aset aman seperti obligasi pemerintah meningkat.
Penurunan tajam di sektor teknologi besar menekan indeks S&P 500 hingga hampir mencapai batas koreksi pasar. Indeks Magnificent Seven—yang terdiri dari perusahaan teknologi raksasa—merosot 5,4%. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS turun akibat spekulasi bahwa perlambatan ekonomi akan memaksa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga. Bitcoin juga ikut melemah, turun di bawah level US$80.000.
Spekulasi berkembang bahwa Presiden AS Donald Trump bersedia menoleransi perlambatan ekonomi dan gejolak pasar demi mencapai tujuan jangka panjangnya terkait tarif perdagangan dan penyederhanaan pemerintahan. Ketika ditanya dalam wawancara dengan Fox News Sunday Morning Futures apakah ia memperkirakan resesi, Trump menjawab, “Saya benci membuat prediksi seperti itu. Tapi ini adalah masa transisi karena yang kami lakukan sangat besar.”































