Logo Bloomberg Technoz

Menurut laporan Savills pada Mei 2024, pasar pusat data Vietnam diproyeksikan tumbuh dari US$561 juta pada 2022 menjadi U$1,04 miliar pada 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 10,7%.

Namun, Thang menegaskan bahwa biaya operasional yang tinggi menjadi tantangan utama bagi perusahaan lokal dan asing. Selain itu, latensi dalam pemrosesan data akibat jarak geografis dan kebijakan penyimpanan data lokal yang ditetapkan pemerintah Vietnam pada 2022 juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

Dalam memilih solusi AI yang tepat, Thang menekankan bahwa kebutuhan komputasi sangat beragam tergantung pada kasus penggunaan yang spesifik. Tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua, sehingga pembangunan infrastruktur yang beragam menjadi kunci utama.

“Untuk mengembangkan AI secara berkelanjutan, kita perlu mempelajari infrastruktur yang paling tepat guna memenuhi permintaan daya komputasi yang terus meningkat,” ujar Thang.

Ia meyakini bahwa evolusi AI di Vietnam akan sangat bergantung pada pembangunan ekosistem infrastruktur yang kuat, yang tidak hanya mendukung transformasi digital negara, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan strategi nasional untuk penelitian, pengembangan, dan aplikasi AI hingga tahun 2030, dengan tujuan menjadikan AI sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Dukungan Pemerintah Vietnam terhadap Sektor AI

Untuk mendorong inovasi dan investasi di sektor AI, pemerintah Vietnam telah mengembangkan kerangka regulasi yang komprehensif. Salah satu inisiatif utama adalah pengenalan sandbox regulasi yang memungkinkan perusahaan menguji coba teknologi dan model bisnis baru dalam lingkungan yang terkendali sebelum diterapkan secara luas.

Selain itu, pemerintah menawarkan insentif fiskal dan non-fiskal bagi perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan AI, termasuk keringanan pajak dan dukungan infrastruktur.

Tak hanya itu, Vietnam menawarkan peluang investasi yang signifikan dalam sektor AI, terutama dalam pengembangan aplikasi AI untuk sektor manufaktur, kesehatan, dan layanan publik.

Pemerintah Vietnam juga mendorong kemitraan antara perusahaan lokal dan asing untuk mempercepat transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas lokal. Dengan dukungan kebijakan yang kuat dan pasar domestik yang berkembang, Vietnam menjadi tujuan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan AI di kawasan Asia Tenggara.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di sisi lain, Indonesia justru masih berada pada tahap awal dalam pengembangan industri AI, dengan inisiatif yang sebagian besar didorong oleh sektor swasta. 

Pada November 2024, Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Gojek Tokopedia meluncurkan Sahabat-AI, sebuah ekosistem model bahasa untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah lainnya. Inisiatif ini bertujuan mendorong pengembangan layanan berbasis AI yang mempertimbangkan konteks lokal. 

Selain itu, mengutip dari Reuters, perusahaan internet Rusia, Yandex disebut berencana berinvestasi dalam ekosistem AI Indonesia, meskipun rincian dan besaran investasi hingga saat ini belum diumumkan. Langkah ini secara tidak langsung menunjukkan minat internasional terhadap potensi pasar AI di Indonesia. 

Meskipun ada upaya dari sektor swasta, Indonesia belum memiliki strategi nasional yang komprehensif untuk pengembangan industri AI. Namun pemerintah saat ini disebut masih terus menggodok perihal regulasi AI di dalam negeri. 

Adapun satu-satunya acuan terkait AI yang telah dirilis adalah Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

(prc/wep)

No more pages