Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan perolehan premi asuransi pada 2024 tercatat Rp112,8 triliun. Angka ini meningkat 8,7% dibanding premi asuransi tahun sebelumnya yang sebesar Rp103,87 triliun.

Dari keseluruhan lini bisnis yang ada di industri asuransi umum, tercatat ada tujuh lini bisnis yang terkontraksi perolehan preminya pada 2024. Beberapa di antaranya adalah: Asuransi Penerbangan, Asuransi Satelit, Asuransi Rekayasa, Asuransi Energy on Shore, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Kredit dan Suretyship.

"Sedangkan 8 lini bisnis lainnya mengalami pertumbuhan yang bagus pada periode 2024 ini," demikian tercantum dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (6/3/2025).

Sementara itu, kewajiban pembayaran klaim yang telah dilakukan oleh industri asuransi umum sepanjang tahun 2024 ini juga melonjak 8,5% secara tahunan, atau telah dibayarkan kepada pemegang polis sebesar Rp49,9 triliun. Pemenuhan tanggung jawab klaim ini naik Rp3,9 triliun. Sedangkan jika dibandingkan tahun lalu, industri asuransi telah membayar kewajiban tanggung jawab klaim sebesar Rp46 triliun. 

Lini usaha yang tidak mengalami kenaikan pembayaran klaim adalah Asuransi Satelit, Asuransi Energy Off Shore, Asuransi Tanggung Gugat, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Aneka, dan Suretyship. Sedangkan untuk lini usaha lainnya mengalami kenaikan kewajiban pembayaran klaim pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, rasio klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi di sepanjang 2024 ini menurun dari 44,3% menjadi 44,2% secara tahunan.

Dominasi pangsa pasar yang menjadi penyumbang utama dari perolehan premi keseluruhan lini usaha di industri asuransi umum pada di sepanjang 2024 ini adalah Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kredit. Kedua lini usaha ini membukukan premi dengan proporsi presentasenya sebesar 46% dari semua lini usaha.

"Artinya hampir separuh dari perolehan premi di industri asuransi didominasi oleh kedua lini usaha ini," demikian ungkap AAUI.

Untuk posisi selanjutnya, yang juga turut mendominasi pangsa pasar yang juga pada perolehan premi periode ini adalah Asuransi Kendaraan Bermotor dan juga Asuransi Kesehatan dengan proposi masing-masing adalah 18% dan 10%. Jika digabungkan 28% dari keseluruhan lini bisnis lainnya.

Lini usaha Asuransi Harta Benda masih menjadi urutan pertama yang tentunya menduduki pangsa pasar terbesar di industri asuransi umum. 

Pada 2024, asuransi harta benda mencatat premi total yang diperoleh sebesar Rp30,3 triliun atau tumbuh 14,7%. Pada 2024, pertumbuhan premi sebesar Rp3,8 triliun menjadi penopang dari perolehan premi di industri asuransi umum Indonesia. Meskipun pertumbuhan penjualan dari properti turun 15%, namun pengembangan properti residensial serta terjaganya permintaan sewa properti ini mendorong pertumbuhan perolehan premi pada industri asuransi di sepanjang tahun 2024 ini.

Kemudian, Pada posisi kedua yang mendominasi pangsa pasar selanjutnya adalah lini usaha Asuransi Kredit. Pada tahun 2024, Asuransi Kredit menjadi penyumbang terbesar dengan persentase 19% di industri asuransi umum, Asuransi Kredit pada tahun ini membukukan Rp21,6 triliun. Meskipun pada pencatatan tahun ini asuransi kredit mengalami kontraksi dibandingkan tahun sebelumnya, yakni -3,4%.

Meski demikian lini usaha ini asuransi kredit masih diproyeksikan terdongkrak karena pencatatan premi ini jangka panjang serta didukung oleh faktor tumbuhnya penyaluran kredit baru berasal dari kredit konsumtif dari masyarakat, juga didorong oleh penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) juga dari pemerintah melalui data dari survey Bank Indonesia.

Sedangkan untuk posisi terakhir pangsa pasar yang mendominasi lini usaha dari perolehan industri asuransi umum adalah Asuransi Kendaraan Bermotor. Di tahun 2024 lini usaha Asuransi Kendaraan Bermotor masih mencatatkan pertumbuhan 3,3% atau memperoleh premi sebesar Rp20,1 triliun.

Meskipun pertumbuhan produksi maupun penjualan di kendaraan roda empat mengalami kontraksi, namun penjualan dari kendaraan roda dua untuk domestik maupun ekspor masih terlihat cukup bagus, hal ini tentunya mendorong pertumbuhan premi di industri asuransi umum.

(lav)

No more pages