Logo Bloomberg Technoz

Kebijakan ini muncul hampir satu dekade setelah Presiden Xi Jinping pertama kali meluncurkan reformasi sisi penawaran untuk industri baja, yang saat itu dilakukan sebagai respons terhadap anjloknya permintaan domestik dan membanjirnya ekspor China di pasar global. Kini, berbagai negara kembali mengambil langkah untuk membendung ekspor baja China, yang mencapai lebih dari 110 juta ton pada 2024—angka tertinggi dalam sembilan tahun terakhir. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memperketat kebijakan tarif yang mencakup produk baja China.

Salah satu produsen baja milik negara terbesar, Shougang Group Co, mendesak pemerintah untuk membatasi ekspor. Dalam wawancara dengan China Metallurgical News, Chairman Zhao Minge mengatakan bahwa produksi baja nasional seharusnya dipangkas sebanyak 150 juta ton pada 2030.

Selain mengatasi kelebihan pasokan, penurunan produksi ini juga sejalan dengan target karbon Beijing. Sebuah studi yang diterbitkan pada akhir Februari lalu menyerukan pengurangan kapasitas secara drastis agar industri baja dapat memenuhi target iklimnya sekaligus mengembalikan profitabilitas pabrik baja.

Pengumuman pemangkasan produksi ini langsung memengaruhi harga komoditas. Harga bijih besi, bahan baku utama pembuatan baja, mengalami penurunan setelah kebijakan tersebut diumumkan bersamaan dengan rilis target ekonomi tahunan China yang lebih fokus pada sektor non-industri.

Zhuo Guiqiu, analis berbasis di Shenzhen dari Jinrui Futures Co, mengatakan bahwa beberapa aspek dalam rencana belanja China, seperti jumlah utang kedaulatan khusus yang akan diterbitkan, berada di bawah ekspektasi pasar.

“Ekspektasi pertumbuhan permintaan infrastruktur lebih lemah, sehingga harga baja dan bijih besi berada di bawah tekanan lebih besar,” ujarnya.

Kontrak berjangka bijih besi di Singapura turun 1,6% menjadi US$99,25 per ton pada pukul 13.18 waktu setempat. Sementara itu, kontrak berjangka yuan di Dalian melemah 1%, dan harga kontrak baja di Shanghai juga mengalami penurunan. Di pasar logam dasar, harga tembaga di London Metal Exchange naik 0,5%, sementara aluminium menguat 0,2%.

(bbn)

No more pages