Logo Bloomberg Technoz

"Ya, kita kerja keras dan doa keras, insya Allah semuanya berjalan lancar," tegas Franky Widjaja.

Dengan strategi efisiensi dan sinergi yang lebih kuat, merger EXCL-FREN diharapkan tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga meningkatkan pengalaman pelanggan dengan layanan yang lebih optimal.

Saat ditanya perihal gejolak pasar yang terjadi di pasar Indonesia dan dunia, Franky Widjaja menyatakan bahwa pendanaan segara tahun ini jauh lebih berisiko apalagi dengan mengambil pinjaman dari bank.

Jika harus memilih, Franky lebih condong pada penerbitan saham baru atau rights issue karena “kalau jual saham lewat rights issue, kita dapat uang tanpa harus bayar bunga. Ini yang terbaik,” tutur Franky.

Kondisi pasar saat ini dinilainya juga kurang mendukung untuk aksi korporasi besar. Namun, jika momentum membaik, rights issue harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperkuat modal dan likuiditas perusahaan.

“Saat pasar membaik, kita harus rights issue sebanyak mungkin agar modal tetap kokoh.”

Franky juga menyinggung aturan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), yang mewajibkan eksportir menempatkan sebagian devisanya di dalam negeri. Menurutnya, kebijakan ini justru bisa memperkuat stabilitas keuangan perusahaan dan mendukung perekonomian nasional.

"Dana DHE itu bisa dipakai untuk pinjaman, jadi pengaruhnya tidak besar. Malah ini memperkuat likuiditas dan mata uang Indonesia," jelas dia.

Dengan strategi penguatan modal melalui rights issue dan optimalisasi kebijakan DHE, Franky optimistis perusahaan-perusahaan di bawah naungan Sinarmas dapat bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi global.

(wep)

No more pages