Logo Bloomberg Technoz

Merger Korbankan Profitablitas EXCL, Potensi Kenaikan Saham Tipis

Redaksi
06 November 2025 14:40

Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) masih menanggung beban integrasi pascamerger dengan Smartfren yang menekan kinerja keuangannya pada kuartal II-2025. Emiten telekomunikasi ini membukukan rugi bersih sebesar Rp1,6 triliun, terutama akibat kenaikan biaya operasional dan pengeluaran terkait proses integrasi jaringan dan karyawan.

Menurut riset Mirae Asset Sekuritas, meski EXCL mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang kuat menjadi Rp10,5 triliun atau naik 22% secara kuartalan dan 21,8% secara tahunan, margin EBITDA justru menyusut menjadi 42,8% dibandingkan 52,3% pada periode sama tahun lalu.

“Pelemahan margin disebabkan oleh meningkatnya biaya infrastruktur, interkoneksi, serta tenaga kerja selama proses konsolidasi berlangsung,” tulis tim riset, dikutip Kamis (6/11/2025).


Riset yang sama mencatat blended ARPU turun menjadi Rp36 ribu, turun 10% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 18,2% dibandingkan tahun lalu, seiring bertambahnya sekitar 23 juta pelanggan baru dari hasil merger. Meskipun trafik data meningkat 34% secara kuartalan menjadi 3.800 petabyte, penurunan ARPU menunjukkan tekanan terhadap kualitas pendapatan.

Mirae Asset menambahkan, percepatan depresiasi aset sebesar Rp739 miliar turut menekan laba, sementara rasio utang meningkat menjadi 3,6 kali meski masih di bawah batas ketentuan 4,5 kali. Manajemen menargetkan biaya integrasi sekitar Rp1 triliun pada paruh kedua 2025, mencakup konsolidasi jaringan, pembongkaran menara, dan penyesuaian tenaga kerja.