Logo Bloomberg Technoz

Redemption Reksa Dana Berlanjut, Dana Kelolaan MI Ambles

Ruisa Khoiriyah
16 May 2023 11:00

Ilustrasi investasi. (Image by Nattanan Kanchanaprat from Pixabay)
Ilustrasi investasi. (Image by Nattanan Kanchanaprat from Pixabay)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tren penarikan dana nasabah produk reksa dana terus berlanjut mengakibatkan jumlah dana kelolaan di mayoritas manajer investasi terbesar di Indonesia anjlok, bahkan sampai 32% bila dibandingkan posisi akhir 2022. 

Tren redemption itu sudah terjadi sejak tahun lalu menyusul kinerja produk kontrak kolektif tersebut yang mengecewakan sepanjang 2022. Selama 2022, sebagai salah satu gambaran, indeks yang mengukur kinerja reksa dana saham Infovesta Equity Fund Index tercatat minus 2,29%. Padahal indeks benchmark-nya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat return 4,08%. Reksa dana saham syariah bahkan terperosok lebih dalam hingga minus 3,08%.

Kinerja yang kurang memuaskan masih berlanjut pada April 2023 dengan capaian pertumbuhan yang kecil di bawah acuan yang menjadi aset dasar. Berdasarkan data Infovesta, pada April 2023, return reksa dana saham tercatat naik 1,3% secara bulanan, masih di bawah pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak kenaikan 1,62%.

Adapun reksa dana berbasis pendapatan tetap seperti reksa dana fixed income juga cuma tumbuh 0,59% dibandingkan dengan pertumbuhan indeks obligasi negara (Infovesta Government Bond Index) yang tercatat tumbuh 0,69% serta indeks obligasi korporasi tumbuh 0,22%.

Kinerja yang kurang greget itu agaknya mendorong lebih banyak investor melepas investasinya di reksa dana dan mencari return lebih menarik di instrumen lain. Sebagai akibat, hampir seluruh dari jajaran 10 manajer investasi terbesar kompak mengalami penurunan nilai dana kelolaan alias asset under management dalam nilai yang cukup besar.

Nilai dana kelolaan reksa dana 10 Manajer Investasi terbesar di Indonesia (Divisi Riset Bloomberg Technoz)