“Ketika suku bunga AS naik, investor lebih suka membeli produk fixed income AS, sehingga dana asing keluar dari pasar saham kita,” jelas Iman.
Di sisi domestik, komposisi investor yang masih didominasi oleh asing menjadi faktor lain yang memperburuk kondisi IHSG. Saat ini, sekitar 40% dari total investor di pasar modal Indonesia berasal dari luar negeri. Kondisi ini membuat IHSG rentan terhadap arus keluar dana asing.
“Dulu sekitar 70% pasar kita dikuasai domestik dan ritel, jadi kalau turun, bisa langsung diserap oleh investor lokal. Sekarang, dengan 40% pasar dipegang asing dan banyak investor ritel mulai keluar, kondisi domestik makin terpuruk,” ungkap Iman.
Selain faktor eksternal dan komposisi investor, laporan keuangan emiten juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Iman menjelaskan bahwa meskipun beberapa perusahaan masih mencatatkan kenaikan laba, hasilnya belum sesuai dengan ekspektasi konsensus pasar. “
Walaupun beberapa emiten labanya naik, tapi tetap di bawah konsensus. Jadi meski ada pertumbuhan, tetap ada tekanan dari sisi ekspektasi pasar,” ujarnya.
(rtd/roy)
