Namun, Israel juga memperingatkan Barat agar tidak terburu-buru menyerang Damaskus, menyatakan bahwa HTS berakar pada al-Qaeda.
Israel telah memperluas kendalinya atas Dataran Tinggi Golan — sebidang dataran tinggi yang telah menjadi fokus perselisihan global sejak Israel merebutnya dari Suriah selama perang tahun 1967.
Sebelum rezim Assad jatuh, Israel menguasai sekitar dua pertiga wilayah tersebut, memberikan pandangan militernya ke Suriah selatan antara perbatasan dan ibu kota Damaskus, yang berjarak 60 kilometer, dan memungkinkannya memantau pergerakan pasukan.
Meski Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas wilayah Golan selama masa jabatan pertamanya pada 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih menganggapnya secara hukum sebagai bagian dari Suriah.
Netanyahu menambahkan dalam pidatonya bahwa Israel tidak akan menoleransi ancaman apa pun terhadap komunitas Druze di Suriah selatan. Bagian Golan yang dikuasai Israel merupakan rumah bagi sekitar 12.000 orang Druze, yakni kelompok agama dan etnis Timur Tengah.
(bbn)
