"Hasil survei pemetaan tingkat kematangan pengaturan [regulasi kripto] di negara global, Indonesia masuk di dalam salah satu negara yang masuk kategori Emerging Market and Developing Economy yang justru lebih terdepan dalam menghadirkan kecukupan regulasi ini," terang Hasan.
Selain regulasi, OJK disebutnya juga mengembangkan regulatory sandbox sebagai ekosistem uji coba bagi inovasi di sektor keuangan digital. Regulatory sandbox adalah kerangka kerja yang memungkinkan pengujian produk, teknologi, atau model bisnis baru dalam skala terbatas. Kerangka kerja ini juga disebut sebagai kotak pasir regulasi.
Sejak reformasi sandbox pada Februari 2024 lewat Peraturan OJK (POJK) Nomor 3 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (PITSK), sebanyak 173 inovator telah berkonsultasi dengan OJK, dengan 13 inovator resmi mendaftar dan lima di antaranya telah masuk dalam tahap uji coba.
Peran Inovator Lokal di Investasi Blockchain
Semakin banyak perusahaan lokal yang mengadopsi teknologi blockchain, sebuah fakta bahwa Indoensia tidak kalah dalam hal perkembangan dibandingkan negara lain, kata Hasan, merespon upaya pemerintah untuk menarik investasi dari perusahaan blockchain global, termasuk Crypto.com, yang baru-baru ini diminta oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk berinvestasi di Indonesia.
"Teman-teman bisa melihat bagaimana ABI—Asosiasi Blockchain Indonesia— kita luar biasa kan? Sudah banyak perusahaan yang menjadi pengembang teknologi blockchain yang bergabung menjadi anggota ABI. Tapi yang resmi di atas 60 atau 70," terang Hasan.
Blockchain sendiri merupakan sistem penyimpanan data digital yang mencakup multi server. Data yang dibuat satu server dapat direplikasi dan diverifikasi oleh server lain. Blockchain memanfaatkan komputasi untuk menciptakan kelompok-kelompok (block) dan antar-block saling terhubung. Di dalamnya berisi catatan transaksi (keuangan) dan melacak aset dari jaringan bisnis.
Salah satu keunggulan teknologi blockchain bagi masa depan adalah perlindungan data yang kita miliki. Penyimpanan data via blockchain lebih aman karena menggunakan sistem security by sharing.
Hasan mengatakan, adopsi blockchain di Indonesia juga sudah berjalan luas dan tidak hanya berkembang di sektor kripto, tetapi juga dalam berbagai inovasi teknologi digital lainnya.
"Kan banyak juga inovator Indonesia yang bahkan tidak hanya diminati oleh konsumen di dalam negeri. [Bahkan] sudah diakui juga dan digunakan oleh para penggunanya yang ada di luar negeri."
650 Juta Orang Memiliki Akses ke Bitcoin
Bahkan menurut Laporan Breez-penyedia layanan pembayaran Bitcoin P2P-yang diterbitkan pekan lalu, menunjukkan bagaimana Bitcoin mungkin sedang mengadakan comeback sebagai uang digital.
Laporan tersebut juga menunjukkan akses global terhadap Bitcoin terus meningkat pesat, dengan lebih dari 650 juta orang kini dapat menggunakan mata uang kripto ini melalui Lightning Network. Lightning Network dirancang untuk meningkatkan efisiensi transaksi Bitcoin, telah menjadi solusi utama bagi pembayaran real-time dengan biaya lebih rendah dan skalabilitas yang lebih baik.
Meski 650 juta orang memiliki akses ke Bitcoin, tetapi laporan tersebut menjelaskan bahwa orang-orang tersebut tidak selalu menggunakan mata uang kripto sebagai uang digital, melainkan sebagian besar pelanggan tengah memperdagangkan Bitcoin atau menyimpannya sebagai tujuan investasi.
-Dengan asistensi Whery Enggo Prayogi.
(lav)

































