Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pejabat telah mengisyaratkan bahwa mereka kemungkinan akan mempertahankan suku bunga hingga mereka melihat lebih banyak kemajuan dalam menurunkan inflasi, dan ketika mereka menunggu rincian lebih lanjut tentang rencana kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump.
Mengenai tarif, Gubernur The Fed mengatakan masih terlalu dini untuk mengukur dampak ekonominya dan The Fed akan mengikuti data, daripada berprasangka mengenai hasilnya terlebih dahulu.
Namun, ia mengakui ‘mungkin hasilnya’ adalah ada tekanan ke atas pada inflasi.
Pasar uang terus memperhitungkan hanya satu pemotongan suku bunga seperempat poin oleh Bank Sentral tahun ini, hingga September. Sedang pada Desember, dua pemangkasan pada tahun 2025 sudah diperhitungkan.
Sinyal yang tidak terlalu dovish itu telah membuat imbal hasil Treasury makin melonjak tinggi. Tindakan selanjutnya, pasar akan menanti rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) AS nanti malam dan disusul inflasi CPI esok harinya.
“Pelaku pasar juga menantikan laporan inflasi utama yang akan dirilis minggu ini. Data Indeks Harga Konsumen untuk Januari akan dirilis pada hari Rabu, diikuti oleh Klaim Pengangguran mingguan awal dan Indeks Harga Produsen pada Kamis,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, Analis Phintraco Sekuritas menyebut, pasar kecewa dengan realisasi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di 127,2 di Januari 2025 yang lebih rendah dari perkiraan di 128 dan dari posisi Desember 2024 di 127,7.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Survei Keyakinan Konsumen Januari 2025. Hasilnya, Konsumen Indonesia tetap optimistis, namun optimisme itu meredup dalam memandang perekonomian saat ini hingga beberapa bulan mendatang.
Artinya, optimisme konsumen sedikit melambat.
Padahal, data ini menjadi salah satu harapan besar pelaku pasar untuk dapat meredam tekanan jual di Pasar Modal Indonesia. Pasar awalnya cukup confidence dengan IKK Januari 2025 didasari sejumlah stimulus fiskal dan moneter di awal tahun 2025 ini.
“IKK di bawah ekspektasi, IHSG rawan losing momentum,” mengutip riset Phintraco.
IHSG berfluktuasi di kisaran 6.550 di Selasa yang merupakan pivot level berdasarkan pergerakan IHSG sejak tahun 2021. Artinya, konfirmasi break low 6.550 memvalidasi indikasi losing momentum IHSG dan berpotensi lanjutkan Bearish trend.
“Untuk saat ini waspadai level psikologis 6.500 sebelum support level berikutnya di 6.400.”
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi AUTO, MBMA, LSIP, AMRT, dan ACES
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG mulai menembus support di area 6.639 dan masih berpotensi melanjutkan penurunan ke area support berikutnya di 6.360.
“Area support berikutnya di 6.360,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (12/2/2025).
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, MLPL, dan PGAS.
(fad)































