Logo Bloomberg Technoz

"Itu tembakan peringatan, karena kita tidak dapat hidup tanpa [tungsten]," kata Black dalam wawancara telepon dari markasnya di New York pada Kamis (6/2/2025). 

"Ekonomi, manufaktur, pertahanan, semuanya, sangat bergantung padanya. Padahal, Rusia, China, dan Korea Utara menguasai sekitar 90% produksinya.”

China telah melarang impor skrap tungsten selama beberapa tahun, dengan alasan masalah lingkungan terkait dengan cara pemrosesannya. Jika embargo dicabut, China dapat menyedot lebih banyak pasokan global dan membatasi suplai yang tersisa untuk negara lain. 

Hal itu akan menciptakan "situasi yang menyulitkan bagi pelanggan saya untuk bersaing dengan China," kata Black.

"Pertanyaannya adalah, seberapa keras China akan memperketat tekanan agar didengar?" katanya. "Saya pikir beritanya buruk, tetapi saya pikir akan makin buruk."

China adalah importir terbesar komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia seperti minyak mentah, kedelai, dan bijih besi, menjadikan mineral-mineral penting sebagai salah satu dari sedikit area yang dominasinya atas pasokan memberinya daya ungkit.

Kontrol ekspor terbarunya memengaruhi empat mineral lain selain tungsten yang memiliki aplikasi dalam industri teknologi tinggi.

Kesediaan Beijing dalam beberapa tahun terakhir untuk memberlakukan pembatasan perdagangan pada mineral-mineral penting telah memaksa perusahaan-perusahaan di AS dan sekutunya untuk mencari alternatif bagi produksi China.

Almonty, yang beroperasi di Portugal, saat ini mengalihkan domisilinya dari Kanada ke AS. Perusahaan tersebut berfokus pada ekspansi di Korea Selatan, tempat mereka akan membuka tambang baru dalam waktu sekitar dua bulan yang pada tahap pertamanya akan menghasilkan 2.500 ton tungsten setahun.

Almonty juga memproduksi molibdenum, mineral lain yang menjadi target dalam putaran kontrol ekspor ini. "Tidak terlalu dramatis," kata Black, karena sebagai produk sampingan penambangan tembaga, ada lebih banyak sumber logam tersebut.

(bbn)

No more pages