Beli Mahal
Tak hanya Ratih, kesulitan membeli LPG 3 Kg juga dialami Mardi (60). Penjual mi ayam di pinggir jalan Kemanggisan itu mengaku harus berjam-jam menelusuri gang kecil demi mendapatkan Gas Melon untuk berjualan. Mardi baru bisa mendapatkan LPG 3 Kg setelah mencarinya hingga wilayah Kalideres.
Mardi mengakui LPG 3 Kg mulai langka sebelum libur panjang Tahun Baru Imlek 2025. Dia pun menyebut membeli LPG 3 Kg seharga Rp26.000/tabung.
“Belum pernah saya beli LPG 3 Kg di bawah harga Rp20.000,” ujarnya.
Lain cerita, kejadian nahas harus dialami seorang wanita bernama Yonih (62) akibat kelelahan hingga akhirnya meninggal dunia seusai mengantre membeli LPG 3 Kg.
Menurut keterangan keluarga Yonih, wanita lanjut usia (lansia) itu kelelahan saat menenteng dua tabung gas LPG 3 Kg dari agen ke rumahnya di Jalan Kampung Ciledug, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin (3/2/2025).
Sebelum jatuh hingga akhirnya meninggal, Yonih membawa dua tabung untuk ditukar dengan tabung yang berisi gas. Yonih pun dibawa ke rumah untuk diberikan pertolongan. Tak lama kemudian, Yonih tak tertolong dan mengembuskan napas terakhir.
Dalam beberapa hari terakhir, pemandangan serupa turut dialami masyarakat di Tanah Air. Warga di sejumlah daerah juga berteriak karena sulit mendapatkan LPG 3 kg bersubsidi. Mereka harus mengantre hingga berebut di pangkalan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE).
Mereka berbaris di sejumlah pangkalan maupun agen resmi Pertamina. Antrean panjang warga untuk membeli LPG 3 kg terlihat di depan agen pada Jalan Palem Raya, tepatnya di depan Masjid Ar Royyan Cibodas, Kota Tangerang, Senin (3/2/2025). Antrean tersebut sudah tampak sejak pagi hari.
“Sudah antre dari jam 6 [pagi],” kata Yati, salah satu ibu rumah tangga yang turut dalam antrean.

Tak Bisa Berdagang
Senada, Sonia, seorang ibu rumah tangga yang juga berjualan mengklaim sudah tiga hari tidak mejajakan dagangan risoles. Alasannya sama, yaitu kesulitan mendapatkan LPG 3 Kg.
“Aku tiga hari enggak dagang, karena enggak dapat gas. Ini sudah antre dari jam 7 [pagi] tadi,” kata dia.
Dalam sidak perdananya usai ramai pemberitaan kelangkaan gas melon, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia datang bak 'malaikat' saat meninjau Pangkalan LPG di Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).
Menurut warga sekitar, sejumlah warung hingga agen penyalur LPG 3 Kg di Wilayah Kemanggisan tutup sejak sepekan yang lalu. Namun, hari ini berjualan dengan harga di bawah pasaran yakni Rp16.000/tabung. Syaratnya hanya dengan menunjukkan KTP ke pangkalan tersebut.
Sikap Bahlil
Bahlil menyebut telah kembali melibatkan pengecer untuk mendistribusikan LPG 3 Kg bersubsidi mulai hari ini, Selasa (4/2/2025), dengan sejumlah ketentuan.
Pengecer yang menjual ‘Gas Melon’, terangnya, kini harus dinaikkan statusnya menjadi sub-pangkalan resmi Pertamina.
“Apakah pengecer ini kemudian tidak kita libatkan? Kita libatkan. Kenapa? Karena mereka ini garda terdepan yang menghubungkan antara pangkalan dan masyarakat. Nah, sekarang kita ubah aturannya,” ujarnya di sela kunjungan ke pangkalan LPG di kawasan Palmerah, Selasa (4/2/2025).
Bahlil mengatakan sudah mendapatkan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto melalui sambungan telepon kemarin malam dan pagi ini untuk mengaktifkan kembali peran pengecer sebagai sarana penjualan LPG 3 Kg.
Akan tetapi, pengecer—yang sekarang namanya berubah menjadi ‘sub-pangkalan’ — tersebut harus bisa memastikan harga LPG 3 Kg yang dijual sesuai, sehingga subsidi terhadap komoditas tersebut menjadi lebih tepat sasaran.

“Harganya harus terjangkau. Atas arahan Bapak Presiden, yang pertama adalah semua supplier yang ada, kita fungsikan mereka per hari ini mulai menjadi sub-pangkalan,” tegas Bahlil.
“Tujuannya apa? Mereka ini akan kita fasilitasi dengan IT. Supaya siapa yang beli, berapa jumlahnya, berapa harganya itu, betul-betul terkontrol. Supaya niat-niat dari oknum-oknum yang tidak sesuai dengan arah tujuan daripara subsidi ini tidak lagi terjadi.”
Dengan demikian, Bahlil memastikan per hari ini, pengecer sudah bisa kembali menjual LPG 3 Kg dengan status sebagai sub-pangkalan resmi Pertamina.
“Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama sub-pangkalan,” tuturnya.
(mfd/wdh)