Foto Bright Gas 3 kg tersebut dibagikan oleh pengguna akun media sosial X/Twitter @Listy9021.
“Akan segera hadir Gas Elpiji nonsubsidi. Pokoknya rakyat kecil harus makin ditekan, buat menghidupi para pembuat kebijakan,” ujarnya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah tidak melakukan pembatasan kuota LPG 3 Kg untuk 2025. Dia juga membantah pemerintah berencana memangkas subsidi gas minyak cair di balik kebijakan pembatasan akses pembelian Gas Melon tersebut.
“Begini ceritanya, selama ini kan Pertamina menyuplai ke agen. Lalu, agen menyuplai ke pangkalan, dan pangkalan menyuplai ke pengecer. Laporan yang masuk di kami, ada yang memainkan harga. Ini jujur saja,” kata Bahlil dalam konferensi pers kinerja sektor ESDM 2024, Senin (3/2/2025).
Dia menyebut harga LPG 3 Kg di tingkat rakyat seharusnya tidak lebih dari kisaran Rp5.000—Rp6.000 lantaran negara sudah menyubsidi sebesar Rp12.000/kg atau setara Rp36.000/tabung.
“Namun, laporan yang masuk ke kami, subsidi LPG ini ada sebagian yang tidak tepat sasaran. Ada satu kelompok orang [di tingkat pengecer] yang membeli LPG dengan jumlah tidak wajar. Ini untuk apa? Sudah volumenya tidak wajar, harganya pun dimainkan,” papar Bahlil.
Atas dasar itulah, dia mengatakan pemerintah lantas membuat regulasi yang membatasi pembelian LPG 3 Kg hanya bisa dilakukan di tingkat pangkalan. Penyebabnya, pemerintah hanya bisa mengontrol harga LPG bersubsidi sampai di tingkat pangkalan.
“Kalau harga di pangkalan dinaikkan, izin pangkalannya dicabut, dikasih denda. Ini kita bisa tahu siapa pemainnya. Cuma memang dengan pengecer tidak diberikan itu, karena biasanya yang main ini kan di level bawah. Sekarang saya dapat memahami.”
Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa harga LPG 3 Kg di seluruh pangkalan resmi Pertamina sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah.
(mfd/wdh)






























